REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ton sampah kembali menumpuk di Pintu Air Manggarai. Penyebabnya karena eskavator yang biasa digunakan untuk mengangkut sampah dari sungai tidak ada.
Kepala Operasional Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai DKI Jakarta, Komaluddin mengatakan, tidak adanya eskavator disebabkan oleh adanya peralihan tugas dari Dinas Pekerjaan Umum ke Dinas Kebersihan mulai 1 April 2013.
Menurut Komaluddin, eskavator yang ada di Pintu Air Manggarai saat ini merupakan milik Dinas PU. Sebab, sebelumnya tugas mengangkut sampah ada di Dinas PU. Sementara, saat ini tugas tersebut dipindahkan ke Dinas Kebersihan yang belum memiliki alat berat tersebut. Karenanya, saat ini Dinas Kebersihan mengangkut sampah secara manual.
Dia mengatakan, saat ini ada tujuh orang petugas kebersihan yang setiap hari mengangkut sampah dari atas sungai. Mereka mengangkut sampah yang didominasi stereofoam itu dengan menggunakan gerobak air.
"Kita sebenarnya sudah memohon pada Dinas PU untuk meminjamkan eskavator sampai kita ada lelang. Tapi entah kenapa tidak disetujui. Nah, dari April sampai lelang nanti kita pakai peralatan yang seadanya," ujar dia saat ditemui di Pintu Air Manggarai, Selasa (16/7).
Menurut dia, saat ini proses lelang sudah selesai. Pada 23 Juli nanti, kata dia, akan ada serah terima aset dari Dinas PU ke Dinas Kebersihan.
Dia menambahkan, pemerintah provinsi DKI Jakarta akan membentuk UPT khusus yang akan mengelola sampah dari sungai. Karenanya, dia saat ini hanya menjadi pelaksana tugas sementara.
Komaluddin juga mengatakan, penumpukan sampah yang hingga mencapai 50 ton saat ini juga diakibatkan oleh rusaknya alat penyaringan sampah yang merupakan tanggung jawab Dinas PU. Menurut dia, jika alat itu berfungsi, sampah tentu akan jauh berkurang.
Sementara itu, Penanggung Jawab Pintu Air Manggarai Adi Widodo mengakui, alat penyaringan sampah memang sudah rusak sejak lama. Dia juga mengaku sudah melaporkan hal tersebut ke atasannya. Namun hingga kini belum juga ada perbaikan.