REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Ekuador pada Selasa (16/7) menyatakan harapan bahwa Rusia akan memberikan suaka sementara seperti yang diminta oleh pembocor rahasia intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden. Ekuador mengatakan suaka sementara itu perlu diberikan mengingat kondisi yang tidak memungkinkan bagi Snowden untuk melakukan perjalanan ke Amerika Latin.
"Mari kita berharap permintaan suaka itu dikabulkan dan bahwa saat ini kondisi-kondisi yang diperlukan untuk memastikan hak-hak asasinya dipulihkan, seperti yang digariskan oleh semua aturan internasional," kata Menteri Luar Negeri Ricardo Patino, seperti dilansir dari AFP, Rabu (17/7).
Ekuador adalah negara pertama yang mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan pemberian tempat perlindungan bagi Snowden setelah warga negara AS berusia 30 tahun itu membuat kehebohan dengan membocorkan rahasia kegiatan mata-mata elektronik yang dijalankan AS.
Namun, Ekuador kemudian menarik diri dari kemungkinan memberikan tawaran itu di tengah tekanan diplomatik terus-menerus yang dilakukan AS. Venezuela, Bolivia dan Nikaragua sejak itu telah mengatakan bahwa mereka akan memberikan tempat perlindungan bagi Snowden yang ditetap diburu AS.
"Keputusan untuk memindahkannya (ke negara lain, red) harus dilakukan secara hati-hati sehingga ia bisa mencapai satu dari negara-negara yang telah menawarkannya suaka. Saat ini, kondisinya tidak seperti itu," ujar Patino.
Snowden telah mengajukan permintaan suaka sementara di Rusia setelah tiga bulan terkurung di wilayah peralihan bandar udara Sheremetyevo di Moskow, kata seorang pengacara yang memiliki hubungan dengan Kremlin kepada AFP. Patino mengatakan beruntung bahwa Venezuela, Bolivia dan Nikaragua telah menawarkan suaka kepada Snowden karena hal itu mengurangi beban pemerintah Ekuador soal masalah ini.
Ekuador saat ini memberikan tempat perlindungan bagi pendiri organisasi anti-kerahasiaan WikiLeaks, Julian Assange, di kedutaan besarnya di London.