Rabu 17 Jul 2013 11:25 WIB

Muhammadiyah, Civil Society dengan Amal Usaha Terbesar di Dunia

 Kampus Universitas Muhammadiyah Malang
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Kampus Universitas Muhammadiyah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyaknya amal usaha Muhammadiyah, bukan hanya menjadi kebanggaan warga Muhammadiyah, tetapi juga menjadi asset sekaligus kebanggaan bangsa Indonesia.

''Muhammadiyah merupakan kelompok civil society yang memiliki jumlah amal usaha paling besar di dunia," ujar Ketua PP Muhammadiyah Sudibyo Markus dalam acara Pengkajian Ramadhan, Rabu (17/7) di Kampus Uhamka.

Sudibyo mengajak warga Muhammadiyah  untuk bersyukur atas pencapaian ini.

Jika kita memperhatikan Taman Siswa, kata Sudibyo, keberadaan lembaga pendidikannya terus menurun, walaupun mereka dulunya adalah pelopor pendidikan.

“Namun Alhamdulillah, Muhammadiyah ini malah terus bertambah, sampai orang lain begitu iri dan kagum dengan Muhammadiyah ini,” katanya.

Subdibyo menjelaskan bahkan apa yang terjadi dengan amal usaha Muhammadiyah ini tidak lain merupakan bentuk aplikasi dari nilai-nilai ihsan yang dimiliki warga Muhammadiyah. “

Dan yang harus diperhatikan juga bagaimana kemudian nilai-nilai ihsan ini bisa terukur, seperti ketaatan beribadah, kebersihan, transparansi, kejujuran dan lain sebagainya,” terangnya.

Apa yang menjadi spirit bagi Muhammadiyah, menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhajir Effendy, merupakan gerakan yang terinspirasi dari surat Al-Maun. “Surat ini memberikan spirit luar biasa hingga melahirkan puluhan ribu amal usaha Muhammadiyah,” jelasnya.

Dengan semangat Al-Maun ini, Muhajir menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah mengantisipasi terjadinya lost generation. Muhammadiyah dalam banyak kasus telah menjadi solusi bagi manusia tanpa memandang aliran dan agamanya.

“Walaupun dakwah lewat amal usaha ini tidak bisa dirasakan secara langsung, namun apa yang dilakukannya telah mewujudkan ajaran Islam sebagai agama rahmatan lil alamin,” papar Muhajir.

Dalam membangun dan mengelola amal usahanya, Muhajir mengingatkan agar Muhammadiyah tidak memisahkan dengan nilai dan spirit agama (Islam). “Jangan sampai kita seperti orang barat yang mempelajari spiritualitas tetapi menanggalkan agama, tetapi kita mengelola amal usaha ini dengan spirit agama,” paparnya.

Muhajir juga berharap apa yang dilakukan Muhammadiyah dengan amal usahanya merupakan upaya untuk membangun kemandirian. “Dan kalau kita perhatikan, di Indonensia satu-satunya civil society yang mandiri itu ya Muhammadiyah, kita tidak tergantung kepada pihak lain,” ucapnya. Sehingga dengan kemandirian ini Muhajir berharap Muhammadiyah akan semakin optimal dalam mengembangkan gerakan dakwahnya.

sumber : Media Center PP Muhammadiyah
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement