REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Masyarakat Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kaimantan Tengah, menyiasati kenaikan harga bawang merah dengan mencampurnya dengan bawang 'India' yang harganya jauh lebih murah.
"Saya tidak tahu bawang ini asalnya dari mana. Tapi, kami menyebutnya bawang India. Harganya jauh lebih murah dibanding dengan bawang biasa yang selama ini beredar," kata Wati, salah seorang pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit, Kamis.
Bawang 'India' tersebut dijual dengan harga sekitar Rp 30.000 per kilogram. Itu jauh lebih murah dibanding harga bawang merah biasa yang kini harganya melonjak menjadi Rp 50.000 per kilogram.
Wati mengatakan pedagang setempat mendapat pasokan bawang 'India' dari seorang agen besar di Kotim. Namun, dia tidak bersedia merinci lebih jauh dari mana asal bawang tersebut.
Bentuk bawang 'India' sedikit berbeda karena lebih bulat dan ukurannya lebih besar dari bawang merah biasanya. Namun ketika dicium, aroma bawang 'India' tidak setajam bau bawang merah biasa. Begitu juga rasanya juga sedikit hambar.
"Pas ada acara hajatan di rumah, saya juga mencoba memakai bawang 'India' ini. Tapi, memang rasanya kurang mantap dibanding bawang merah biasa. Tapi, kadang pembeli menggunakannya dengan mencampurnya dengan bawang merah biasa," sambung Wati.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, bawang 'India' diduga berasal dari Malaysia. Bawang tersebut dikabarkan dipasok lewat Pontianak, Kalimantan Barat.
Dugaan itu cukup kuat karena beberapa bulan lalu pernah ada penangkapan truk bermuatan bawang yang berasal dari Pontianak. Pedagang mendatangkan bawang dari Pontianak karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dari Jawa.