REPUBLIKA.CO.ID, ALQUDS -- Wakil ketua 'Gerakan Islam di Wilayah Palestina Jajahan 48', syeikh Kamal Khatib, menyatakan kudeta militer di Mesir memicu keberanian penjajah zionis Israel menyerbu Masjid Al Aqsha secara berkesinambungan sejak awal Ramadhan ini.
Penjajah zionis merasa tidak ada satupun pihak yang mampu menekannya maupun menghalangi tindakannya.
Kepada koran As-Sabil Yordania, tokoh Islam ini menjelaskan penjajah Israeli untuk tahun ketiga secara berturut-turut memberikan kebebasan kepada pemukim yahudi untuk menyerbu Masjid Al Aqsha di bulan Ramadhan.
Izin ini sangat berbahaya dan bisa memicu reaksi dari pihak Arab dan kaum muslimin. ''Serbuan terhadap Al Aqsha di bulan Ramadhan sama dengan menodai kehormatan waktu (Ramadhan) dan tempat (Masjid Al Aqsha) sekaligus,'' kata Khatib seperti dikutip Infopalestina.
Khatib mengkritik keras pertemuan antara ketua otoritas Palestina, Mahmud Abbas, dan Menteri Luar Negeri Amerika, Jhon Kerry, di tengah masifnya pejajah zionis menerapkan UU Prafer (Pengusiran warga Palestina).
Menurutnya, Abbas tidak memiliki garis merah dan terjerumus kepada proses politik. ''Dia tidak memiliki kehendak sendiri melainkan tunduk kepada dikte zionis dan Amerika,'' katanya.
Khatib mengapresiasi perjuangan bangsa Arab. Itu terutama mereka yang bersiaga di Masjid Al Aqsha menghalangi serbuan yahudi terhadapnya. ''Bangsa Arab merupakan harapan dan pemilik sah kebijakan,'' kata Khatib.