REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, membantah kabar penggusuran sekolah gratis bagi kaum dhuafa Masjid Terminal (Master). Nur Mahmudi menegaskan, sekolah Master tidak akan digusur untuk kepentingan terminal modern ataupun pusat perbelanjaan.
"Isu akan adanya penggusuran merupakan akibat adanya salah penafsiran, dan terbatasnya informasi yang simpang siur di masyarakat," kata Nur Mahmudi Ismail di Depok, Jumat (19/7).
Mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera itu menegaskan, Sekolah Master akan tetap berdiri dan dipertahankan. Bahkan Pemkot Depok mendukung sekolah dan pengelola terus meningkatkan kualitas.
"Pemerintah Kota Depok juga menyediakan beasiswa ke perguruan tinggi bagi anak yang berprestasi, bahkan kalau perlu sampai ke Eropa," jelasnya.
Sekolah ini didirikan atas inisiatif seorang kepala sekolah, ide dilahirkan dari seorang Guru PNS Kota Depok pada 2000, bersama Nur Rohim selaku ketua Yayasan Bina Insan Mandiri. Akhirnya berdirilah master hingga saat ini.
Sekolah berbahan bangunan peti kemas ini mempunyai murid hingga ribuan, bahkan ada alumnusnya yang sudah menjadi mahasiswa perguruan tinggi negeri, seperti UI, UNJ, Undip dan lainnya. Master mempunyai dua sistem pendidikan yaitu sekolah terbuka, serta sekolah paket dan memepunyai karakteristik yang berbeda dengan sekolah umum lainnya.