REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persoalan banjir dan sampah di wilayah Ibu Kota Jakarta harus segera diselesaikan.
Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan DKI Jakarta, Rommy, mengaku prihatin dengan persoalan sampah yang terus melilit ibu kota Jakarta
"Lagi-lagi soal sampah dan banjir. Kali ini tumpukan sampah yang menyeramkan menggunung di Pintu Air Manggarai. Pertanyaan yang mengusik saya adalah mengapa produksi sampah tidak berbanding positif dengan pembersihan sampah yang terus-menerus, sehingga menyebabkan persoalan sampah dan banjir menjadi dua sisi mata koin yang tak terpisahkan,'' ujar Rommy Jumat (19/7).
Menurut dia, ada tiga solusi agar sampah tak menjadi masalah yang terus membebani Ibu Kota Republik Indonesia ini. Pertama, kata dia, masalah kesadaran. Untuk itu, ia mengajak kepada warga Jakarta untuk lebih peduli terhadap masalah sampah.
''Kita harus kampanyekan kepada anak-anak agar jangan jadi tukang nyampah, kalo bisa jadilah tukang kelola sampah,'' kata Rommy.
Menurut dia, tanpa danya kesadaran dari masyarakat Jakarta, upaya Jokowi-Ahok yang sudah mati-matian mengurus masalah sampah bakal sia-sia.
''Selama ini kita selalu fokus pada penanggulangan sampah yang dana operasional angkutnya saja bisa mencapai Rp 2 miliar per hari," ungkap Rommy.
Solusi yang kedua, papar dia, harus ada kebijakan serius dengan daerah penyumbang sampah dan banjir ini. Selama ini, Jakarta sering mendapat kiriman sampah dan banjir dari wilayah di sekitar ibu kota.
''Daerah-daerah ini juga harus diingatkan soal produksi sampah dan pengelolaannya,'' cetus Rommy.
Solusi ketiga, lanjut dia, karena DKI tidak memiliki pulau tersendiri untuk tempat pembuangan sampah -- seperti yang dimiliki Singapura -- maka DKI perlu memikirkan sentra-sentra baru pembuangan dan pengelolaan sampah yang bisa dipusatkan di beberapa titik di DKI.
''Jangan dipusatkan semua di Bantar Gebang,'' kata dia.