Jumat 19 Jul 2013 12:09 WIB

Iran Tunggak Pembayaran Utang ke Bank Dunia

Bank Dunia
Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Iran belum membayar pinjamannya kepada Bank Dunia selama lebih dari enam bulan terakhir. Demikian pernyataan resmi Bank Dunia, Kamis (18/7) waktu AS, merujuk pada salah satu tanda terjadinya permasalahan dalam perekonomian Iran pascasanksi Barat.

Kondisi pengelolaan fiskal yang buruk dan sanksi ekonomi barat untuk sengketa program nuklirnya, telah membuat Iran mengalami inflasi yang tinggi dan pengangguran yang tinggi tahun lalu. Bank Dunia mengatakan pihaknya menempatkan pinjaman Iran di status terlambat (non-performing), sebagaimana jika suatu negara tidak melakukan pembayaran selama lebih dari setengah tahun. Iran berutang kepada Bank Dunia sebesar 697 juta dolar AS pada 30 Juni 2013, dengan keterlambatan pembayaran senilai 79 juta dolar AS.

Dengan pernyataan dari bank Dunia itu, yang acap kali menjadi pilihan terakhir tempat pemerintahan dengan kesulitan keuangan memperoleh pinjaman, maka Iran mungkin akan makin sulit untuk mendapatkan uang dari kreditur komersial. Iran juga tidak akan memenuhi syarat untuk setiap pengajuan utang baru Bank Dunia, meskipun negara itu belum meminjam dari bank sejak tahun 2005 dan tidak memiliki program-program Bank Dunia saat ini. Iran harus terlebih dahulu membayar utangnya kepada bank.

Bank Dunia mengatakan pihaknya mengalami masalah sebesar 81 juta dolar AS di tahun fiskalnya yang berakhir pada 30 Juni karena pinjaman Iran yang terlambat, persentase kecil dari pinjamannya yang bernilai miliaran dolar AS. Zimbabwe adalah satu-satunya negara lain selain Iran yang ada di status non-performing, dan belum melakukan pembayaran ke Bank Dunia sejak tahun 2000.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah memberlakukan sanksi keras terhadap sektor minyak dan perbankan Iran untuk menghentikan pendanaan bagi program nuklirnya. Pemerintah Barat mengatakan Iran berusaha untuk mengembangkan kemampuan guna membuat senjata, sementara Iran bersikeras jika program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.

Sanksi itu hampir menghilangkan setengah pendapatan minyak Iran pada tahun 2012 sekitar 50 miliar-60 miliar dolar AS. Bank-bank Iran juga terputus dari jaringan keuangan global sehingga transfer pembayaran dari atau ke Iran sangat sulit. Bank Dunia mengatakan pihaknya sepenuhnya mendukung sanksi internasional dan Perserikatan Bangsa Bangsa terhadap Iran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement