REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Myanmar memastikan bakal mengirim empat orang tenaga ahli ke Indonesia untuk belajar teknologi beton pra-cetak.
"Mulai September tahun ini, empat orang insinyur kami akan belajar teknologi beton pra-cetak di WIKA selama dua bulan," kata Menteri Konstruksi Myanmar, Kyaw Lwin kepada pers, usai kunjungan ke sejumlah proyek PT Wijaya Karya (WIKA) di Jabodetabek, Jumat (19/7).
Menurut Kyaw, sebagai negara berkembang dan sedang bertumbuh, Myanmar membutuhkan percepatan pembangunan infrastruktur. "Kami menilai, kualitas kontruksi dan teknologinya di Indonesia lebih berkembang, misalnya beton pra-cetak," ucapnya.
Oleh karena itu, tegasnya, pihaknya perlu belajar kepada Indonesia."Tidak hanya itu, kami juga memerlukan masuknya investasi langsung ke negara kami, khususnya di sektor konstruksi," ujarnya.
Ia juga mendukung langkah WIKA yang berniat membentuk perusahaan patungan dengan United Mercury Group (UMG) dari Myanmar.
Direktur Operasional IV PT WIKA Tbk, Destiawan Soewardjono mengakui, adanya ketertarikan Myanmar untuk mengirim tenaga ahlinya ke Indonesia. "Itu disampakan Menteri Kyaw saat berkunjung ke proyek WIKA di 'BORR' (Bogor Outer Ring Road) tadi (19/7)," papar Destiawan.