REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Beberapa lembaga PBB pada Jumat (19/7) menyeru semua kelompok bersenjata agar memberi akses kemanusiaan yang aman ke orang yang menyelamatkan diri dari pertempuran baru di Republik Demokratik Kongo (DRC), kata seorang juru bicara PBB.
"Direktur Pelaksana Program Pangan Dunia (WFP), Ertharin Cousin, telah menyeru semua kelompok bersenjata agar menjamin bahwa semua lembaga keamanan bisa secara aman membantu semua orang yang memerlukan, di mana pun mereka berada di negeri itu," kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky, seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu (20/7).
Babak baru pertempuran antara pasukan pemerintah dan anggota M23 pada Ahad (14/7) di sekitar Kota Kecil Kanyaruchinya, sekitar 15 kilometer dari Goma, Ibu Kota Provinsi Kivu Utara, telah berhenti, kata Misi Stabilisasi PBB di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO).
Misi tersebut mengatakan di dalam satu laporan bahwa situasi tetap tenang tapi tegang di sekitar Goma. Dalam pernyataan harian, Nesirky mengatakan Cousin mengunjungi DRC pekan ini dan menggaris-bawahi semua lembaga kemanusiaan PBB serta mitra mereka dari organisasi non-pemerintah hanya memiliki satu sasaran, yaitu menyediakan bantuan penyelamatan.
Masyarakat Palang Merah Uganda memperkirakan lebih dari 66 ribu orang telah menyelamatkan diri dari pertempuran pekan lalu di Provinsi Kivu Utara. Lebih dari 100 orang telah tewas akibat peristiwa itu. Menurut Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), banyak orang memilih untuk tetap berada di dekat perbatasan sehingga akan mudah bagi mereka untuk memeriksa tanaman dan rumah mereka selama siang hari.
Di perbukitan, mereka kekurangan akses ke air, tempat berlindung yang layak, keamanan dan pangan yang mencukupi dan lembaga PBB juga kesulitan untuk menjangkau mereka, kata UNHCR. Ketegangan di wilayah tersebut telah meningkat belum lama ini. Ketegangan terjadi saat M23 menentang penggelaran brigade campur tangan di dalam MONUSCO dan menghentikan pembicaraan perdamaian Kampala dengan Pemerintah DRC.