REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Kepolisian masih menyelidiki kasus ledakan bom yang menyalak di Polsek Rajapolah, Tasimalaya, Jawa Barat Sabtu (20/7).
Untuk membongkar siapa pelaku dari peledakan ini, polisi sudah memeriksa tiga orang saksi. Selain itu, polisi juga melakukan penguraian pada unsur bom yang ditaruh di dalam panci tersebut.
“Semua masih kami dalami, tiga orang saksi kami periksa, sedangkan dari rangkaian bom juga terus diurai,” ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Ronny F Sompie di Jakarta Senin (22/7).
Bom di dalam panci tergolong baru di Indonesia. Diduga, penggunaan bom panci di Polsek ini meniru gaya peledakan di Boston, Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Namun, ledakan di Polsek yang ada di Kota Santri kemarin rendah.
Meski hasil ledakan yang ditimbulkan berbeda, Ronny mengatakan, diduga kuat aksi teroris yang diketahui berjumlah dua orang ini berniat menghancurkan Mapolsek. Sehingga, kata dia, wajib bagi kepolisian untuk segera memecah rangkaian kimia dari bom ini agar dapat segera membaca jejak pelaku.
Terlebih dari dalam panci yang terbungkus plastik hitam itu, polisi menemukan sebuah ponsel. Ponsel ini sendiri diduga digunakan sebagai pemantik jarak jauh. Dengan demikian, sinyal pengirim untuk meledakan bom ini dapat terlacak.
“Memang ledakan hanya seperti mercon, tapi rangkaian bomnya rumit jadi ini bukan iseng belaka, sekarang masih terus diselidiki,” ujar dia.
Seperti diketahui, bom meledak di dinding luar Polsek Rajapolah, Tasikmalaya Sabtu dini hari jelang sahur. Pelaku diduga mengendarai sepeda motor dalam aksinya. Setelah menempel bom di dinding Polsek mereka kabur dan meledakan bom dari jarak jauh. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sementara itu dua saksi dan kamera CCTV diperiksa polisi untuk mengetahui identitas pelaku.