REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Titik temu upaya rekonsiliasi Syiah Sampang mulai berujung pada pemulangan warga pengungsi dari rumah susun Jemundo, Sidoarjo.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Surabaya yang ditunjuk sebagai mediator forum perdamaian tersebut sudah mengantungi rumusan masalah untuk menyelesaikan konflik.
Rektor IAIN Sunan Ampel, sekaligus Ketua Forum Rekonsiliasi Abdul A’la mengatakan, pertemuan ini adalah yang kedua kalinya setelah Sabtu (20/7) kemarin, bersama Badan Silaturahmi Ulama dan Pesantren Madura (Basra).
Saat ini, ia menambahkan, pihaknya mendengarkan usulan perwakilan pengungsi serta Ahlul Bait Indonesia. "Dengan adanya pertemuan-pertemuan ini, warga Syiah Sampang yang sekarang berada di pengungsian, dapat kembali pulang ke kampung halamannya," kata Abdul A’la kepada Republika usai forum rekonsiliasi tersebut, Ahad (21/7).
Dalam pertemuan tersebut, A’la juga mengundang tokoh ulama dari Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah selaku pihak yang mengeluarkan rekomendasi.
Selain itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama, Sudjak serta Asisten Bidang Kesejahteraan Sekertaris Daerah Jawa Timur, Edy Purwinarto juga hadir dalam acara tersebut.
Kepala Kanwil Kemenag, Sudjak menambahkan, perlu kehati-hatian dalam mengambil kebijakan ini, jangan sampai saat mereka sudah dipulangkan dan mendapat hunian tetap, konflik belum dianggap tuntas.
Namun, dia berharap, hasilnya akan sesuai dengan imbauan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, agar mereka dipulangkan dalam waktu dekat. "Kami harap sebelum Lebaran, mereka bisa kembali ke kampung halaman," ujar Sudjak.
Untuk hasil forum hari ini, ia menambahkan, belum ada keputusan konkret seperti apa masukan-masukan tersebut. Alasannya, koordinasi ini masih menjadi langkah awal untuk menghasilkan komitmen ke depan. Menurut dia, pertemuan ke depan akan lebih meruncing pada upaya perdamaian.
Humas Ahlul Bait Jatim, Ali Rdho mengatakan, pertemuan ini memang masih langkah awal, sehingga belum ada keputusan yang dihasilkan dari forum tersebut.
Sedangkan, Perwakilan pengungsi, Iklil Al Milal menyatakan, proses rekonsiliasi seharusnya berjalan seiringan dengan keberadaan mereka di desa tempat tinggalnya. "Bisa kok berjalan, kami berada di sana, dan tidak perlu diungsikan seperti ini," kata Iklil.
Asisten Bidang Kesra Sekda Jatim, Edi Purwinarto mengatakan, pihaknya akan terus mendorong Kemenag untuk melakukan rekonsiliasi secara tertib.
Dengan begitu, persoalan Syiah Sampang dapat berujung pada perdamaian di kedua belah pihak. Namun, dia tidak memberikan batas waktu, kapan pemulangan itu dapat berlangsung.