Selasa 23 Jul 2013 12:28 WIB

BI Masih Kaji Kenaikan Bunga Kartu Kredit

Rep: Satya Festiani/ Red: Mansyur Faqih
Kartu Kredit (ilustrasi)
Kartu Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) masih mengkaji kenaikan ambang batas bunga kartu kredit menyusul kenaikan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 6,5 persen. Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Sistem Pembayaran, Ronald Waas mengatakan, saat in masih mengkaji pengaruh kenaikan suku bunga. Karenanya, besaran kenaikan masih akan menunggu hasil pengkajian. 

Saat ini, BI menentukan batas maksimum suku bunga kartu kredit sebesar 2,95 persen per bulan atau 35,4 persen per tahun. Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) BI Nomor 14/34/DASP tanggal 27 November 2012 perihal Batas Maksimum Suku Bunga Kartu Kredit yang mulai berlaku per 1 Januari 2013.

Ronald menegaskan, kenaikan bunga kartu kredit tidak harus mengikuti besaran kenaikan BI rate. Alasannya, ada beberapa poin yang harus dicermati. Misalnya faktor penerbit kartu kredit tersebut dan struktur biaya perbankan.

Senior Economist PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengatakan, kenaikan BI rate akan membuat bunga kartu kredit meningkat. Peningkatan diprediksikan sebesar 0,5 hingga 1,5 persen. "Tergantung kebijakan setiap bank," ujar dia.

Menurutnya, kenaikan BI rate akan membuat likuiditas mengetat sehingga membuat bank berlomba-lomba mencari dana. Salah satu yang ditempuh adalah menaikan suku bunga deposit. Setelah itu, bank akan menaikan suku bunga semua segmen, termasuk bunga kredit dan kartu kredit.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement