Selasa 23 Jul 2013 19:01 WIB

Pemerintah Diminta Pembatasan Impor Bawang Memihak Petani

Rep: Nur Hasan Murtaji/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bawang putih
Foto: Yasin Habibi/Republika
Bawang putih

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Harga bawang merah memang mahal, termasuk cabai rawit. Kondisi ini disebabkan panen dan musim tanam yang tidak menentu, sehingga perlu ada terobosan untuk antisipasi harga yang melambung.

Persatuan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) mengusulkan jaminan stok oleh Kemendag minimal 3 bulan sebelum hari keagamaan. "Ini model. antisipasi agar tidak merugikan petani saat panen karena rencana impor sudah tertata dengan baik," kata sekjen PPNSI Riyono dalam rilis kepada Republika, Selasa (22/7).

Riyono juga menyatakan perlu pembatasan impor yang lebih berpihak kepada petani, jangan sampai saat petani panen barang impor masuk. "Ini sangat merugikan petani," katanya.

Kebijakan politik yang berpihak kepada petani, menurut dia, mampu meredam gejolak harga yang selalu terjadi saat hari besar agama.

PPNSI juga mengusulkan penentuan harga eceran tertinggi (HET) untuk bahan pangan yang rawan akan gejolak menjelang hari besar agama. HET diperlukan agar pedagang tidak seenaknya sendiri menaikkan dan menurunkan harga.

Dengan adanya HET akan memberi kepastian harga untuk petani, menyehatkan sistmen pasar yang cenderung oligopsonik dan dikuasasi oleh pemodal serta membangun optimisme petani untuk terus bertani.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement