REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gerilyawan kembali meledakkan jaringan pipa gas di Al Arish Selatan, Semenanjung Sinai, ke Jordania. Ini merupakan peledakan kedua kalinya sejak Presiden Moursi dilengserkan dalam kudeta militer pada 3 Juli.
Kantor berita Mesir mengutip saksi mata mengatakan bahwa kelompok pria bersenjata melancarkan serangan terhadap pipa gas yang menghubungkan Mesir-Jordania tersebut.
Disebutkan, aparat keamanan dan tim pemadam kebakaran berhasil menguasai kobaran api yang terlihat hingga sejauh 10 kilometer tersebut.
Jaringan pipa gas itu sebelumnya juga dialirkan ke Israel dan Jordania, namun belakangan aliaran pipa ke Israel dihentikan sejak tergulingnya Presiden Hosni Mubarak pada Februari 2011.
Jaringan pipa gas ke Israel itu menyeret Presiden Mubarak ke meja hijau pascapenggulingan atas dakwaan menjual gas ke negara Zionis tersebut dengan harga di bawah standar.
Ledakan gas ini merupakan kedua kalinya setelah peristiwa serupa terjadi dua pekan lalu.
Ledakan kedua ini terjadi hanya tiga hari setelah Raja Jordania Abdullah II mengunjungi Kairo Sabtu (20/7).
Raja Abdullah tercatat sebagai pemimpin negara asing pertama mengunjungi Mesir sejak penggulingan Presiden Moursi, dan dinilai sebagai pengakuan Jordania terhadap pemerintahan transisi Mesir.
Dalam kunjungan singkat sehari itu, Raja Abdullah II bertemu dengan Presiden Mansour.
Sementara itu, gerilyawan bersenjata terus melancarkan serangan-serangan mematikan terhadap aparat keamanan dari kepolisian dan tentara di Semenanjung Sinai.
Sedikitnya 18 orang tewas dalam sepekan terakhir di wilayah bergolak di perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza dan Israel itu.