Rabu 24 Jul 2013 12:07 WIB

Tinggal di Desa Kemungkinan Lebih Cepat Mati Ketimbang di Kota

Kematian/ilustrasi
Foto: apakabardunia.com
Kematian/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Suasana nyaman dan tenang kerap diasosiasikan dengan kehidupan di pedesaan. Namun siapa sangka, ternyata kehidupan di pedesaan lebih berisiko terutama kematian karena cedera ketimbang di perkotaan.

Demikian rangkuman yang dihasilkan peneliti Amerika Serikat (AS), Selasa (23/7). Secara keseluruhan resiko kematian akibat kecelakaan atau cedera 20 persen lebih besar di pedesaan paling terpencil Amerika Serikat dibanding kota-kota besar.

"Saat orang berpindah tempat menjauhi perkotaan, keamanannya akan semain berkurang. Bahkan pergi ke daerah suburban akan sedikit menambah resiko. Ini memang sedikit berbeda dengan intuisi kita," kata Dr. Sage Myers, spesialis pengobatan darurat pedriatic dari Universitas Pennsylvania.

Menurut penelitian yang dipublikasikan 'Annals of Emergency Medicine' tersebut, perbedaan risiko itu kemungkinan disebabkan perbedaan akses terhadap 'trauma center' (sebuah rumah sakit yang dilengkapi layanan darurat menyeluruh bagi pasien yang menderita luka traumatis yang dapat mengancam hidup).

Mengingat sebagian besar 'trauma center' dibangun di dekat kota-kota besar, maka penduduk pedesaan lebih berisiko meninggal dunia karena kecelakaan.

Myers dan tim penelitinya menganalisis data kematian terkait kecelakaan di 3.141 daerah di berbagai belahan Amerika Serikat pada 1999 sampai 2006. Mereka mengesampingkan kematian akibat peristiwa serangan 11 September 2011 karena dianggap anomali dan sangat jarang terjadi.

Dari sekitar 1,3 juta kematian selama periode penelitian, rata-rata kematian akibat kecelakaan mencapai 37,5 setiap 100.000, lebih tinggi dibanding pembunuhan dan bunuh diri yang hanya 17 per 100.000.

Sebagian besar penyebab dari kematian-terkait-kecelakaan tersebut adalah tabrakan kendaraan. Di daerah dengan kepadatan paling rendah, tabrakan kendaraan menyebabkan kematian lebih dari dua kali lipat (27,61 setiap 100.000) dibanding dengan daerah paling padat (10,58 setiap 100.000).

Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena orang dari daerah pedesaan cenderung memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi mengingat jalanan relatif tidak padat. Tim penelitian Myers juga menemukan kesamaan dalam kasus kematian akibat kebakaran.

Ian Weston, direktur eksekutif American Trauma Society, mengatakan ketika seseorang menderita luka yang mengancam kehidupan, maka satu jam pertama setelah kecelakaan sangat menentukan nasib orang tersebut.

Semakin cepat orang itu dibawa ke 'trauma center', semakin besar kemungkinan nyawanya bisa diselamatkan. Hal itulah yang membuat faktor kedekatan dengan 'trauma center' sangat menentukan.

"Di daerah pedesaan, orang yang terkena kecelakaan serius biasanya baru sampai ke 'trauma center' setelah setengah jam atau bahkan satu jam," kata Weston sambil menambahkan bahwa di South Dakota, hanya terdapat dua 'trauma center' untuk melayani seluruh penduduk negara bagian.

Hal itu sangat kontras dengan negara bagian seperti New York yang mempunyai hampir 50 'trauma center.'

sumber : Antara/ Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement