REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Memasuki pertengahan Ramadhan, pengiriman uang dari para tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu, meningkat tajam. Keluarga TKI pun diminta untuk tidak bersikap konsumtif dalam menggunakan uang kiriman tersebut.
‘’Memasuki pertengahan Ramadhan ini, kiriman uang dari TKI (melalui jasa western union) meningkat sekitar 30 persen,’’ ujar Manager Pelayanan Kantor Pos Indonesia Cabang Indramayu, Ajeng Narulita.
Ajeng menyebutkan, pada hari biasa di luar Ramadhan, pengiriman uang dari TKI rata-rata mencapai Rp 1,5 miliar per hari. Namun saat memasuki Ramadhan hingga pekan kedua ini, pengiriman uang dari TKI melonjak menjadi Rp 2 miliar – Rp 2,5 miliar per hari.
Menurut Ajeng, peningkatan jumlah kiriman uang dari para TKI diprediksi akan terus terjadi. Bahkan, peningkatan tersebut akan mencapai puncaknya pada H-7 sampai H-1 lebaran.‘’Kiriman uang bisa meningkat hingga 60 persen,’’ tegas Ajeng.
Ajeng menjelaskan, pengiriman uang tersebut saat ini didominasi oleh TKI yang bekerja di kawasan Timur Tengah. Paling tinggi, kiriman uang tersebut berasal dari TKI di Arab Saudi, disusul Kuwait, Uni Emirat Arab dan Yordania. Sedangkan untuk negara Asia didominasi dari Taiwan, Hongkong dan Malaysia.
Ajeng menambahkan, untuk mengantisipasi lonjakan pengiriman uang pada H-7 hingga H-1 lebaran, pihaknya akan memaksimalkan loket-loket western union (WU). Saat ini, terdapat 20 loket WU yang tersebar di 16 kantor cabang, satu loket mobiling dan tiga loket tambahan di Kecamatan Bongas, Sliyeg, dan Lelea.‘’Ketiga kecamatan itu merupakan kantong TKI,’’ tutur Ajeng.
Sementara itu, salah seorang keluarga TKI asal Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Liyah, mengatakan, beberapa hari yang lalu mendapat kiriman uang dari kakaknya yang bekerja di Taiwan. Kiriman uang sebesar Rp 5 juta itu akan digunakan untuk membeli berbagai barang untuk menyambut lebaran.