Selama Ramadhan, Penghasilan Pengemis di Malaysia Capai Rp 9 Juta

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: A.Syalaby Ichsan

Kamis 25 Jul 2013 12:52 WIB

Pengemis (ilustrasi) Foto: Antara Pengemis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PENANG -- Persoalan pengemis musiman pada Ramadhan tidak hanya dihadapi oleh Indonesia, tetapi juga negara tetangga, Malaysia. Bahkan, pengemis tersebut tidak hanya berasal dari domestik, tapi juga luar negeri.

Kantor berita Malaysia, Bernama, melaporkan, ratusan pengemis menyerbu ibu kota Negara Bagian Penang, George Town, untuk mengambil keuntungan selama bulan puasa.

Direktur Departemen Pelayanan Kesejahteraan Sosial (JKM) Zulkifli Ismail mengatakan, para pengemis ini berebutan mencari tempat strategis yang tak jarang menyebabkan keributan di antara sesama mereka.

“Para peminta-minta musiman ini tidak hanya berasal dari Penang, tetapi juga Kedah, Perak, dan Perlis. Banyak juga dari negara-negara lain, seperti Myanmar dan Kamboja,” ujarnya setelah menggelar operasi pengemis, Selasa (23/7) malam.

Menurut Zulkifli, para pengemis tersebut berkumpul di bazar-bazar Ramadhan, pasar-pasar, ataupun masjid, seperti di Masjid Kapitean Keling. Mereka beroperasi dari pukul 13.00 sampai dengan pukul 20.00 malam waktu setempat. Penghasilan para pengemis per hari sekitar 100 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 324 ribu.

Dengan begitu, selama sebulan, mereka bisa mendapatkan sekitar Rp 9,7 juta. Zulkifli menegaskan, JKM telah menahan 24 orang, termasuk tujuh anak-anak berusia antara dua dan lima tahun.

Menurutnya, operasi yang digelar pemerintah pada pukul 15.00 sampai 22.00 malam ditujukan untuk menemukan dan menyelamatkan tunawisma, khususnya anak kecil yang berkeliaran.

Operasi ini juga mencegah merebaknya persoalan sosial. Mereka yang ditangkap akan ditahan di tempat perlindungan sementara JKM. Di Kota Kinabalu yang merupakan bagian dari Negara Bagian Sabah, operasi pemberantasan pengemis juga digelar.

Pekan lalu, sedikitnya 19 orang peminta-minta itu berhasil ditangkap. Menurut Direktur Departemen Penegakan Hukum Abdul Mukti Haji Muchlish, mereka yang ditahan termasuk seorang pria berusia 50 tahunan. Pria ini diduga menjadi penggerak para pengemis di kota tersebut.

Pria ini ditahan di Pusat Pasar Kinabalu pada Kamis pekan lalu bersama empat wanita berusia antara 70 dan 80 tahun serta bocah kecil berusia empat tahun.

Abdul Mukti menambahkan, pihaknya juga berhasil menahan enam anak kecil yang terdiri atas empat bocah laki-laki dan dua perempuan berusia antara empat dan 12 tahun.

Pemerintah setempat telah mendapatkan keluhan mengenai aksi pengemis yang membahayakan dan mengganggu pengendara. Mereka mengetuk kaca depan mobil saat lampu merah.

Terpopuler