REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar, Hajriyanto Y Tohari berpendapat, survei bukanlah satu-satunya ukuran yang digunakan Golkar menilai pencapresan Aburizal Bakrie alias Ical.
Menurutnya, hasil survei bisa saja tidak akurat seperti pengalaman di Pilkada Jakarta. "Survei waktu Pilgub DKI Jakarta itu tidak sejalan dengan (hasil) pemilukada DKI," kata Hajriyanto.
Berkaca dari kondisi itu, Hajriyanto menyatakan hasil survei tidak perlu disakralkan. Sebab, survei hanya menggambarkan realitas politik hari ini. "Sementara politik itu bidang kehidupan yang sangat," ujarnya.
Hajriyanto menyatakan Partai Golkar percaya di waktu mendatang situasi akan lebih kondusif bagi kemenangan. Golkar menurutnya tidak akan mundur mencalonkan Ical sebagai capres. "Tidak ada kamus takut dalam politik," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung mengusulkan Golkar mengevaluasi elektabilitas Aburizal Bakrie alias Ical Akbar. Akbar menyatakan persoalan elektabilitas Ical bisa saja berujung pada evaluasi pencalonannya sebagai presiden. Hal ini menurutnya bisa terjadi apabila dalam proses kajian ditemukan kesimpulan elektabilitas Ical tak mungkin tertolong.
Hanya, Akbar tetap membantah bila permintaannya mengkaji pencapresan Ical sebagai usaha menggeser Ical dari arena Pilpres 2014 mendatang. "Saya tidak pernah mengatakan dievaluasi. Tapi jika sudah tidak tertolong bukan tidak mungkin pencapresan Aburizal dievaluasi," kata Akbar.