Saat Lebaran, Pembantu Pun Menjadi Persoalan

Red: M Irwan Ariefyanto

Sabtu 10 Aug 2013 07:13 WIB

Pembantu rumah tangga.  (ilustrasi) Pembantu rumah tangga. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Selama lebaran Hana (40) mengaku pusing. Seluruh pekerjaan yang tadinya dikerjakan oleh pembantu kini menumpuk, dan harus dikerjakan sendiri. Pembantu yang biasanya melayani sejak siang hingga malam, harus pulang kampung. Lebaran ajang saling bermaaf-maafan sesama keluarga tiba-tiba berubah menjadi arena uring-uringan.

Bagaimana tidak. Seluruh anggota keluarga biasanya saling  lempar soal pekerjaan rumah. Tejo, anaknya terbesar berkelahi dengan Aduy, anaknya kedua. ''Ada ribut besar masalah cuci piring dan membersihkan ruang tamu. Tidak ada yang mau mencuci piring karena cucian menumpuk,'' cerita warga Perumahan Bekasi, itu.

Masalah pembantu adalah paling vital bagi keluarga Hana. Selain untuk mengurusi masalah pekerjaan rumah, karena ia juga bekerja, pembantu biasanya juga bertugas menjaga rumah dan momong anaknya yang terkecil.

Hana, tidak sendirian. Ada ribuan lain keluarga di Jabotabek yang bernasib sama, didera kepusingan karena ditinggal pembantu pulang mudik. Andriyanto, salah satunya. Namun warga Cibubur Estate itu mempunyai kiat sendiri memperlakukan pembantu agar bertahan. Jauh sebelum lebaran, ketika akan bulan puasa, dia sudah tegas-tegas bicara dahulu apakah masih betah ikut dengannya atau akan pindah.

''Kalau masih betah biasanya saya baik-baikin. Saya beri baju baru, make up hingga nanti diantar dan dijemput bila mudik. Biar betah di rumah saya dan tidak ganti pembantu,'' ujarnya.

Berganti-ganti pembantu adalah yang paling tidak diharapkan Andri. Apabila ada pembantu baru pasti harus menyesuaikan lingkunganya terlebih dahulu. Sehingga apabila ada pembantu baru pengawasannya pasti harus superketat. Tapi kalau pembatu itu harus keluar dia tidak akan menahannya. Ujung-ujungnya yang dia harus mencari pembantu lain. Yang biasanya pembantu didapat dari tempat-tempat penyalur tenaga kerja yang sudah menjadi langganannya.

Pulangnya pembantu saat lebaran dibidik beberapa orang untuk dijadikan sebagai ajang bisnis. Mereka mengumpulkan para pembantu rumah tangga atau mencari pembantu rumah tangga di kampung-kampung untuk dipekerjakan di rumah-rumah yang membutuhkan pembantu.

Jika kita berjalan dari Jalan Tole Iskandar, Jalan Margonda Raya, Lenteng Agung hingga Pasar Minggu, banyak poster yang terbuat dari kertas atau plastik. Isinya menawarkan pembantu. Terlebih pada masa sepekan sebelum lebaran hingga setelah lebaran. Tempelan-tempelan posternya terlihat baru. Pertanda poster-poster itu baru ditempelkan yang sengaja supaya warga yang membutuhkan dan sedang lewat bisa membacanya.

Ibu Tejo, salah satu penyalur pembantu di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, mengakuinya, bahwa pada kesempatan ini digunakan sebaik-baiknya untuk promosi. ''Kami tempel-tempelkan ke tiang listrik, pohon atau tembok-tembok. Selain juga iklan di koran,'' ujarnya.

Hasilnya sangat efektif. Sepekan sebelum lebaran, sudah banyak telepon berdering. Rata-rata meminta pembantu rumah tangga harian. Sudah sekitar 50 pembantunya yang sudah tersalurkan. Dan dia mengaku sampai kehabisan stok. Warga yang membutuhkan jasanya cukup dengan datang ke kantornya. Setelah itu cukup menandatangani kontrak mau berapa hari menggunakan pembantu. Tarifnya Rp 50 ribu per hari. Pembayaran dilakukan dimuka.

Bagaimana bila pembantu itu curang? Dia menjamin itu tidak terjadi. Sebab apabila ada kehilangan barang yang mengganti adalah dirinya. ''Saya bertanggung jawab penuh atas pekerjaan mereka. Ini tertulis dalam perjanjian,'' tegasnya.

Ternyata banyak juga yang membutuhkan. Salah satu kantor penyalur pembantu di Lebak Bulus Raya No 1, tempat yang biasanya penuh dengan pembantu, jadi kosong. ''Wah kami kehabisan stok. Pembantu-pembantu sudah pada pulang. Mungkin tiga hari lagi,'' ujar salah seorang pria penjaga asrama.

Pembantu musiman memang sering digunakan sebagai pemecah sementara persolan kekosongan pembantu. Bila tidak lebaran, atau kesulitan pembantu, sistemnya akan lain. Pengguna pembantu hanya membayar biasa administrasi Rp 300 ribu yang kemudian bernoegosiasi dengan pembantu soal berapa dia akan digaji.

Terpopuler