Jumat 26 Jul 2013 19:44 WIB

Bibit: 'Kepokmas' di Jawa Tengah Tak Bergejolak

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
Bibit Waluyo
Bibit Waluyo

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Harga sejumlah barang komoditas pokok masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) menjelang Lebaran ini, mulai beranjak normal.

Gubernur Jateng, Bibit Waluyo memastikan, lonjakan harga berbagai barang kebutuhan pokok sudah mulai turun dan persediaannya sangat mencukupi. Terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan masyarakat untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriyah.

 

Hal ini disampaikan Bibit di sela membuka Pasar Murah Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, di Kompleks Tarubudaya, Ungaran, Jawa Tengah, Jumat (26/7).

 

Menurut Bibit, kabar dan pemberitaan yang marak menyebut bahan kebutuhan pokok mahal dan terbatas di tengah-tengah masyarakat di Jawa Tengah tidak benar.

 

Fakta di lapangan, harga 'kepokmas' (red; kebutuhan pokok masyarakat) di Jawa Tengah –sampai dengan hari ini-- terindikasi semakin menurun.

 

Harga daging sudah mulai turun, gula pasir, telur dan kebutuhan pokok lainnya juga berangsur-angsur menurun dan kebutuhan utama masyarakat ini juga mencukupi.

 

Apalagi ketersediaan beras untuk konsumsi masyarakat Jawa Tengah yang masih luar biasa mencukupi. "Ini saya ngomong Jawa Tengah ya, bukan daerah lain," kata Gubernur menegaskan.

 

Artinya, Bibit melanjutkan, berita-berita yang selama ini menyebutkan harga berbagai barang kebutuhan pokok melambung, 'mencekik' rakyat, tidak ada.

 

Saya berharap semua pihak melihat fakta di lapangan, sehingga pemberitaannya bisa riil. Jangan malah membuat rakyat semakin resah dan gelisah.

 

Sebab faktanya tidak demikian. Berbagai barang komoditas pokok masyarakat tersebut ada semua dan Jawa Tengah tak mengalaami kekurangan.

 

Menurut Bibit Waluyo, berita-berita yang tak riil itu telah membuat masyarakat sendiri yang menjadi resah. "Janganlah menghembuskan kabar bohong dan justru membuat masyarakat kian cemas," katanya melanjutkan.

 

Ia juga menambahkan, harga berbagai kebutuhan pokok ini memaang sempat melonjak menjelang hingga awal Ramadhan beberapa waktu lalu.

 

Namun pemerintah telah dapat mengendalikan harga tersebut dengan baik, dengan memperbanyak pasar- pasar murah yang digelar untuk masyarakat.

 

Meski begitu, agar harga komoditas bahan pokok masyarakat ini tidak naik, Bibit juga mengimbau masyarakat untuk berbelanja dalam jumlah yang wajar.

 

Barang yang tersedia memang mencukupi, namun jika dalam membelanjakan melebihi batas, maka tetap mengakibatkan kenaikan harga di pasaran.

 

Hal inilah yang disebut sentimen pasar. "Karena mau berlebaran, biasanya perilaku membeli gula –yang biasnya tidak seberapa—sekarang menjadi lebih banyak, hingga harganya naik," katanya menambahkan.

 

Pemprov Jawa Tengah, Gubernur melanjutkan, juga tidak melakukan operasi pasar (OP) terkait dengan fluktuasi harga yang terjadi tersebut. Sebab, OP hanya akan dilakukan ketika kenaikan harga telah melebihi angka 10 persen dari harga normal.

"Sementara kenaikan harga yang terjadi masih wajar dan berada di bawah 5 persen," kata Bibit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement