Sabtu 27 Jul 2013 13:17 WIB

Penyidik KPK Pelajari Dokumen Hasil Penggeledahan Kantor Hotma

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Durapati Sinulingga (tengah) berama rekan pengacara dari Kantor Pengacara Hotma Sitompul and Associate saat mendatangi gedung KPK di Jakarta, Kamis (25/7) malam.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Durapati Sinulingga (tengah) berama rekan pengacara dari Kantor Pengacara Hotma Sitompul and Associate saat mendatangi gedung KPK di Jakarta, Kamis (25/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan penggeledahan terkait operasi tangkap tangan kasus dugaan suap pada tersangka staf Mahkamah Agung, Djodi Supratman dan pengacara Mario C Bernardo. Penggeledahan dilakukan di kantor Hotma Sitompul and Associates, di Jalan Martapura 3, Jakarta Pusat pada Jumat (26/7) malam.

Rupanya penggeledahan juga dilakukan di Apartemen Puri Kemayoran yang diduga milik tersangka Mario C Bernardo. "Saya belum dapat informasi dari penyidik. Tapi kemarin geledah dilakukan di dua tempat, di Jalan Martapura dan Puri Kemayoran," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto yang dihubungi Republika, Sabtu (27/7).

Tokoh yang kerap disapa BW ini menambahkan proses penggeledahan di dua lokasi ini telah selesai menjelang Sabtu (27/7) subuh. Saat ditanya apakah apartemen yang juga digeledah tim penyidik merupakan milik Mario C Bernardo, ia tidak menjawabnya.

Menurutnya tim penyidik KPK masih melakukan proses penulusuran terhadap kasus ini, termasuk mempelajari dokumen yang telah disita dari penggeledahan. KPK juga fokus untuk mencari pihak pemberi suapnya.

"KPK konsentrasi di pihak pemberi suapnya," jelas mantan Ketua YLBHI ini.

Sementara itu, juru bicara KPK Johan Budi SP mengakui ada penggeledahan di dua lokasi tersebut. "Dokumen-dokumen yang disita sudah dibawa dan sedang dipelajari," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement