REPUBLIKA.CO.ID, Dari sekian banyak etnis yang tinggal di Amerika Serikat, Latin atau hispanik menunjukkan ketertarikan yang sangat pada agama Islam. Dalam satu dekade, jumlah etnis Latin yang memeluk Islam meningkat dua kali lipat.
World Magazine mengabarkan, komunitas mualaf terbesar didominasi oleh etnis Afrika-Amerika, yakni sebesar 64 persen. Kendati demikian, angka peningkatan mualaf justru terjadi pada etnis Latin. Menurut majalah Kristiani tersebut, etnis yang mengambil 17 persen demografi Amerika itu mulai menunjukkan ketertarikan pada Islam sejak tahun 2000.
Di tahun 2000, sekitar 6 persen dari total mualaf beretnis Latin. Namun kemudian di tahun 2010 angka telah meningkat dua kali lipat. Pun berdasarkan survei masjid AS tahun 2011. Disebutkan bahwa Latin mengambil bagian 12 persen dari total mualaf AS. Menurut American Muslim Council, pada tahun 2006 jumlah muslim hispanik diperkirakan telah mencapai sekitar 200 ribu.
Menurut Imam masjid di Manhattan, Shamsi Ali, sebagian besar mualaf Latin berasal dari kalangan pendidikan, profesional dan wanita. Ia juga menuturkan, peningkatan angka mualaf hispanik terjadi sejak insiden 9/11. Bom teror yang menyudutkan Islam justru membuat warga etnis Latin tertarik pada Islam. "Meski tragedi 9/11 menyebabkan diskriminasi pada muslim, namun banyak non-muslim yang sebelumnya tak pernah mengenal Islam justru bertanya-tanya tentang makna Islam," ujarnya dikutip dari halaman Patheos.
Ketua Umum Studi Islam di American University, Washington D.C, Ahmad Akhar menuturkan, ketertarikan warga Latin pada Islam karena pencarian spiritualitas. Sifat monoteisme dan sistem keimanan yang terstruktur pada Islam lah yang menarik hati mereka hingga mendapat hidayah. Selain itu, beberapa tahun terakhir, banyak literatur Islam yang diterjemahkan dalam bahasa Spanyol. Alhasil, mereka dapat dengan mudah mengakses sumber-sumber keislaman.
"Dengan memeluk Islam, beberapa warga Latin merasa seolah-olah terhubung pada akar Spanyol mereka yang tertanam sejak 800 tahun lalu dalam sejarah Islam di Spanyol Tenggara seperti Granada, Cordova, Seville dan Andalusia," tuturnya.
Menurut Antropolog Pendidikan Islam di Universitas Columbia, Louis Cristillo, tren pertumbuhan warga Latin AS yang memeluk Islam dapat dilihat dengan banyaknya organisasi lokal dan nasional yang dibentuk untuk membantu para mualaf Latin. Mereka bergerak di dunia maya dan banyak membantu etnis Latin mengenal Islam. Bahkan tak hanya itu, muslim Latin di AS bahkan memiliki acara tahunan "Hispanic Muslim Day".
AS menjadi rumah bagi 2,5 juta muslimin. Angka muslimin AS terus meningkat sejak tragedi 9/11. Menurut sensus agama oleh Asosiasi Statistik dari Badan Keagamaan Amerika tahun lalu, jumlah muslimin meningkat dua kali lipat selama satu dekade. Tahun 2010 lalu, muslimin AS hanya berjumlah sekitar satu juta orang. Peningkatan tersebut diakibatkan dengan banyaknya mualaf disertai dengan adanya migrasi.