REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kasus kebakaran di Kabupaten Sleman tercatat meningkat sejak lima tahun terakhir. Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kabupaten Sleman Ismu Ahmad Widodo mengimbau, agar para pemudik untuk berhati-hati ketika meninggalkan rumahnya.
Untuk mengantisipasi kasus kebakaran selama Lebaran, pihaknya akan menerjunkan 33 personel yang akan disiagakan di dua posko. Yakni di UPT Damkar Sleman dan di Jombor. UPT Damkar telah mempersiapkan empat mobil pemadam kebakaran dan dua mobil tanki air.
Kasubag Tata Usaha UPT Damkar Sleman Tri Widodo Purnomo mengatakan, dari empat mobil pemadam kebakaran yang ada, satu mobil diantaranya rusak. "6 mobil terdiri dari 4 mobil pemadam dan 2 tangki air. Namun, kondisi yang ready ada 3, yang 1 rusak pada pompa," tambahnya.
Tercatat, pada 2012 terjadi 81 kasus kebakaran di Sleman. Sedangkan, pada 2013 hingga Juli, telah terjadi 32 kasus kebakaran.
"Penyebabnya sebagian besar karena hubungan arus pendek," katanya. Di Sleman, kasus kebakaran menurutnya lebih sering terjadi di wilayah padat penduduk, seperti di Depok. "Penyambungan listrik juga tidak sesuai dengan standar yang diharapkan PLN," tambahnya.
Akibat kasus kebakaran pada 2012, kerugian tercatat mencapai Rp 33 miliar. Tri mengatakan, saat ini UPT Damkar masih kewalahan mengatasi kasus kebakaran yang terjadi. Pasalnya, jumlah mobil pemadam kebakaran yang tersedia saat ini tidak sebanding dengan luas wilayah Sleman.
"Alat mobil pendobrak belum ada, mobil tangga, mobil damkar 1500 liter, mobil resque, mobil komando, mobil ambulance, dan mobil snorkle masih belum ada," kata Tri.
Dia menambahkan, berdasarkan standar pelayanan minimal, Kabupaten Sleman seharusnya memiliki enam pos damkar yang tersebar di beberapa lokasi. Namun, UPT Damkar baru akan membangun dua pos lainnya pada 2015, yakni di Depok dan di Godean.
"Karena banyaknya kejadian di Depok, akan dibangun pos damkar di Depok untuk memenuhi standar pelayanan minimal. Kami sering terlambat ke lokasi, karena kendala di jalan," jelas Tri.
Selain itu, padatnya rumah warga juga menjadi kendala mobil damkar untuk masuk ke dalam lokasi kebakaran. Sehingga, pihaknya hanya dapat menggunakan selang untuk memadamkan kebakaran. Ia menambahkan, UPT Damkar mendapatkan anggaran untuk seluruh kegiatan sekitar Rp 550 juta.
Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran selama masa mudik, Tri mengimbau agar masyarakat melakukan deteksi dini. "Kalau meninggalkan rumah dan ada kompor gas sebaiknya dilepas. Sambungan listrik perlu dicek ulang sebelum mudik," katanya.