Senin 29 Jul 2013 14:06 WIB

Ormas Islam Minta Internasional Tak Akui Kudeta Mesir

Seorang pria berpakaian sipil membawa senpi (kiri) menahan seorang pendukung Presiden Muhammad Mursi yang terluka dalam bentrokan yang terjadi di Kairo, Mesir, Senin (22/7).      (AP/ Hussein Malla)
Seorang pria berpakaian sipil membawa senpi (kiri) menahan seorang pendukung Presiden Muhammad Mursi yang terluka dalam bentrokan yang terjadi di Kairo, Mesir, Senin (22/7). (AP/ Hussein Malla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah ormas Islam di Indonesia mengecam kekerasan yang dilakukan oleh militer Mesir terhadap pendukung mantan presiden Muhammad Mursi. "Kami mengecam kekerasan militer yang terjadi di Mesir," kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadyah Din Syamsuddin, didampingi para pemimpin ormas Islam di Jakarta, Senin (29/7).

Para pemimpin ormas Islam di Indonesia juga mendesak penegakan hukum dan demokrasi di negara itu. "Kami meminta agar OKI, PBB mau pun masyarakat internasional untuk tidak mengakui kudeta ilegal yang dilakukan oleh militer."

Ormas Islam tersebut juga mengutuk Amerika Serikat dan Israel yang dianggap mendukung kudeta di Mesir. "Apa yang terjadi di Mesir membawa dampak pada dunia Islam. Kami juga meminta agar Indonesia mengambil peran aktif tidak hanya melalui pernyataan-pernyataan," kata dia.

Sekjen Majelis Intelektual Ulama Indonesia, Bachtiar Nasir, mengatakan pemerintah Indonesia bisa mengambil langkah nyata untuk membantu Mesir. Apalagi kedua negara memiliki kedekatan sejarah. "Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Mesir," kata Bachtiar.

Pernyataan sikap ormas-ormas Islam di Indonesia itu selanjutnya akan disampaikan ke PBB dan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Puluhan orang dilaporkan tewas dan lebih dari seribu terluka dalam bentrokan yang terjadi saat pendukung Mursi menggelar aksi protes di Masjid Rabaa al-Adawiya, Kairo, usai salat Jumat pekan lalu. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement