REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi berjanji akan tetap turun ke jalan meskipun pemerintah mengancam pembersihan demonstrasi.
Di dalam sebuah masjid, seorang mahasiswa menunjukkan sebuah peluru yang diambil dari kepalanya. Abdul Rahman Muhammad, pemuda 19 tahun dari Alexandria yang berdemo bersama pendukung Mursi terperangkap dalam pertumpahan darah pada pekan lalu.
Sedikitnya 72 warga sipil ditembak mati oleh petugas keamanan. Dokter mengatakan angka korban tewas sebenarnya lebih tinggi.
Muhammad nyaris kehilangan penglihatannya. Peluru mengenai wajahnya di antara mata kanan dan hidung. "Jika mereka berpikir bahwa ini akan menghentikan saya, mereka sedang bermimpi," katanya dikutip the Independent, Senin (29/7).
Sebelumnya Perdana Menteri (PM) Mesir telah memberi kewenangan yang luas kepada militer untuk menangkap pendemo. Hal itu telah memicu kekhawatiran adanya tindakan kekerasan.
Selama sebulan terakhir, sejak Mursi digulingkan, pendukung Mursi terus menentang pemerintah. Demonstrasi dinilai telah menjadi duri untuk pemerintahan transisi yang didukung militer.