Selasa 30 Jul 2013 22:00 WIB

Kepulauan Marshall Cari Dukungan Inisiatif Perubahan Iklim

Red:
Kepulauan Marshall
Kepulauan Marshall

CANBERRA -- Otoritas Kepulauan Marshall memperingatkan Australia dalam waktu dekat akan berurusan dengan krisis pencari suaka baru jika tidak melakukan  upaya segera untuk menyikapi perubahan iklim.

Pemerintah Kepulauan Marshall mendesak Australia untuk mendukung inisiatif global terkait perubahan iklim.

Kepulauan Marshall akan menjadi tuan rumah pertemuan forum 16 negara kepulauan di Pasifik bulan September mendatang. Negara itu  menginginkan para pemimpin di Pasifik menyetujui  Deklarasi Majuro untuk kepemimpinan iklim - sebuah inisiatif  yang mendukung aksi mendesak mengenai perubahan iklim.

Tony de Brum, staf ahli Presiden Marshal Island berada di Canberra untuk menjelaskan kekeringan dan banjir yang dapat melanda negaranya dan meminta dukungan dari pemerintah Australia didalam pertemuan Pasifik nanti. Ia  mengatakan peran Australia penting untuk mensukseskan Deklarasi Majuro,  terutama dengan peran baru di Badan Keamanan PBB. "Australia punya hubungan diplomatik dengan negara sahabat  yang luas dan kuat daripada negara-negara di Pasifik, sekalipun negara-negara kecil disana digabungkan.”

Hubungan penting itu menurut Marshal Island bisa digunakan untuk mendorong perhatian dan fakta kalau perubahan iklim harus diubah, dan hal itu butuh perhatian dan pengorbanan dari negara-negara berkembang untuk jadi bagian dari solusi itu.

Senator de Brum memperingatkan kenaikan permukaan air laut akan memicu krisis kemanusiaan dikawasan, dan banyak orang akan menjadi pencari suaka ke Australia. "Kedepan  2 juta orang berpotensi  menjadi pencari suaka dari Pasifik jika perubahan iklim berlanjut seperti sekarang ini dan hal itu akan menjadi masalah yang membingungkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement