REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina berencana memindahkan aset-aset penting angkatan laut dan udara ke bekas pangkalan angkatan laut AS di Teluk Subic. Langkah itu disebut untuk mempermudah respon yang diperlukan di perairan yang tengah menjadi sengket terkait klaim Cina.
"Pembicaraannya masih terlalu awal, namun penggunaan Subic untuk angkatan laut lokal kita bisa menjadi sangat strategis," kata juru bicara angkatan laut Filipina Mayor Gregory Fabic. "Itu adalah pelabuhan laut dalam biasa yang bisa menampung kapal perang."
Teluk Subic yang berhadapan dengan Laut Cina Selatan yang penting dan strategis, adalah fasilitas angkatan laut AS hingga 1992 saat pangkalan tersebut diubah menjadi pelabuhan bebas yang sibuk oleh pemerintah Filipina.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Peter Paul Galvez juga membenarkan rencana tersebut, yang akan meliputi pemindahan dua kapal perang utama yang dibutuhkan dari AS. Ia mengatakan markas AL di dekat Manila akan segera diprivatisasi sementara lapangan terbang dekat Subic yang saat ini digunakan oleh AU akan segera diperluas.
Pemerintah Filipina bulan lalu juga mengatakan tengah menyusun rencana penggunaan bersama pengkalan itu dengan AS dan Jepang, negara yang juga tengah bersengketa dengan Cina mengenai kawasan laut.
"(Perpindahan) ke Subic adalah jawaban untuk kekhawatiran atas keamanan dan pertahanan di Luzon serta kawasan maritim di sekitarnya," kata Galves.