Selasa 30 Jul 2013 13:28 WIB

Bank Mandiri Konservatif di Semester Kedua

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Bank Mandiri (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/WIHDAN
Bank Mandiri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk memproyeksikan pertumbuhan di semester kedua akan lebih ketat. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi ekonomi yang cenderung melambat.

"Ke depan akan semakin ketat karena margin akan lebih ketat. Namun kami belum bisa membayangkan hasilnya seperti apa," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin pada paparan kinerja perseroan di Jakarta, Senin (29/7) malam.

Meski pun pertumbuhan diperkirakan melambat, Budi optimistis Mandiri masih akan tumbuh positif. Perseroan masih memiliki variabel rate bond yang nilainya hampir Rp 70 triliun. Suku bunganya akan bergerak mengikuti kenaikan suku bunga acuan. Sehingga ini masih bisa menjadi kompensasi atas penurunan net interest margin (NIM).

Per semester pertama total ekuitas Bank Mandiri tercatat sebesar Rp 79,46 triliun atau tumbuh 18,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Return on equity (ROE) mencapai 21,09 persen dan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 84,95 persen. NIM perseroan berada di level 5,34 persen dan capital adequacy ratio (CAR) terjaga di 15,55 persen.