REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakapolri Komjen Nanan Soekarna resmi pensiun mulai Rabu (31/7). Sehari selanjutnya, dia sudah tidak lagi memiliki wewenang apapun perihal kepolisian.
Selama dua tahun jabatannya sebagai Wakapolri, Nanan mengakui beberapa hal mampu dia tuntaskan namun lainnya masih perlu diteruskan penggantinya.
"Ya dari pada dipaksakan hasilnya tidak maksimal, kalau kurang mampu ya lebih baik percayakan pada Wakapolri selanjutnya," kata dia di Gedung NTMC Polri Jakarta Selasa (30/7).
Lantas, ketika ditanya kriteria penggantinya seperti apa yang ia harapkan untuk meneruskan tugasnya. Nanan tegas menjawab. "Yang masih junior, jenderal yang masih memiliki masa jabatan yang lama, itu harapan saya," ujarnya.
Nanan menjelaskan alasan dibalik keinginan agar penggantinya berasal dari kalangan perwira tinggi (Pati) Junior. Dia berujar, penting bagi Polri untuk memiliki kontinuitas dalam membangun dan mengembangkan institusi.
Untuk itu, wakil orang nomor satu di tubuh Korps Tri Brata harus berasal dari jajaran Pati junior agar rentang jabatan yang diduduki berdurasi lama.
"Kalau pati senior kan sebentar ganti, nanti ganti lagi. Kita pikirkan untuk kepentingan institusional, jangkanya panjang. Tapi kalau kata pimpinan pantas yang senior ya sudah, ya harapan saya yang junior," kata Nanan.
Harapan Nanan ini bila dikorelasikan pada bursa calon Kapolri dan Wakapolri, agaknya dapat mengerucut pada satu nama, Kalemdikpol Komjen Budi Gunawan. Budi merupakan lulusan Akpol tahun 1983, menjadi yang termuda diantara deretan tujuh jenderal bitang tiga di tubuh kepolisian.