REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penjualan produk perawatan mulut mengalami peningkatan tiga hingga empat kali lipat selama bulan Ramadhan sehingga sempat menipiskan stok toko-toko swalayan di Kota Bandung.
"Permintaan produk perawatan mulut naik tiga hingga empat kali lipat selama Ramadhan dan stok sempat menipis meski sudah kami antisipasi," kata Sekretaris Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar Hendri Hendarta di Bandung, Rabu (31/7).
Ia menyebutkan beberapa produk perawatan mulut yang laku adalah pasta gigi, permen penyegar mulut, obat kumur, larutan panas dalam, obar sariawan serta beberapa produk terkait lainnya.
Menurut Hendri kecenderungan peningkatan produk perawatan mulut itu terjadi setiap bulan Ramadhan, namun tahun ini meningkat signifikan. "Pada saat berpuasa biasanya aroma mulut kurang sedap, pada saat itu mereka mencoba menjaganya dengan produk-produk itu," kata Hendri.
Selain itu produk yang diburu pada saat Ramadhan adalah mie instant, dimana pihaknya sempat mengalami kekosongan pasokan mie instant merek tertentu karena diburu masyarakat. "Mie kan alternatif masakan yang mudah dihidangkan untuk sahur, peningkatannya hingga dua kali lipat, bahkan merek tertentu sempat kosong," kata Hendri.
Produk lainnya yang diserbu adalah sirup, kue-kue serta beberapa produk musiman seperti kurma. Ia menyebutkan Ramadhan merupakan musim panen bagi para peritel selain produk makanan juga untuk produk sandang.
"Kecenderunggannya sudah kami pelajari setiap tahun untuk menambah stok, dan kenyataanya minat belanja masyarakat cukup tinggi menkelang Lebaran ini baik makanan, sandang maupun produk lainnya termasuk barang elektronik dan furniture," kata Hendri.
Namun secara umum, kata Hendri harga komoditas kebutuhan pokok di pasar ritel relatif stabil dan tidak ada kenaikan signifikan. Antara lain untuk produk daging sapi, telur, gula pasir, minyak goreng dan lainnya. "Daging sampi masih stabil di harga Rp 135 ribu, telor ayam di Rp 18 ribu bahkan ada penurunan, cabe-cabe rawit juga stabil," tambah Hendri.