REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, Rabu (31/7) malam waktu setempat mendarat di Pakistan dalam kunjungan tanpa pemberitahuan untuk melakukan pembicaraan dengan pemerintah baru negara bersenjata nuklir itu.
Kerry membahas tentang cara-cara menjinakkan pemberontak dan menstabilkan tetangga Afghanistan. Kerry akan mencoba untuk menempatkan fokus baru pada hubungan sangat tegang karena serangan pesawat tak berawak AS yang dikatakan Pakistan melanggar kedaulatannya.
Hubungan AS-Pakistan juga menjadi tegang sejak serangan oleh pasukan khusus AS yang menewaskan Osama bin Laden di satu kota Pakistan pada tahun 2011.
"Masalah yang akan kita bicarakan dengan orang-orang Pakistan adalah kontraterorisme, militansi lintas-perbatasan, agenda ekonomi dan bagaimana kita bisa terus bermitra dalam hal meningkatkan keamanan dan stabilitas Afghanistan," kata seorang pejabat senior AS kepada wartawan yang bepergian dengan Kerry.
Ini adalah kunjungan pertama Kerry ke Pakistan sebagai menteri luar negeri meskipun ia telah mengunjungi negara itu dalam kapasitas lain sebelumnya.
Perdana Menteri Pakistan baru, Nawaz Sharif, dilantik lebih dari sebulan lalu setelah kemenangan pemilu yang dipuji oleh Presiden Barack Obama sebagai "tonggak penting dalam proses demokrasi Pakistan."
Pejabat senior AS, yang berbicara dengan syarat tak disebutkan jatidirinya itu, mengatakan bahwa Sharif telah mengambil langkah-langkah "sangat luar biasa" dalam waktu singkat sejak merebut kekuasaan untuk mengatasi masalah perekonomian domestik seperti kekurangan tenaga listrik.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan Kerry juga akan mengunjungi Inggris dalam perjalanan kembali ke Amerika Serikat pada akhir pekan.