REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO CITY -- Dua dekade lalu, sulit mencari masjid di Meksiko City. Kini, masalah itu tidak ada lagi.
"Jumlah masjid berkembang cepat," kata Louahabi, salah satu imigran asal Meksiko seperti dikutip onislam, Kamis (1/8).
Dua dekade lalu, Louahabi dan Muslim lainnya mengaku sulit menemukan masjid. Walhasil mereka terpaksa shalat di rumah. Mereka juga kesulitan bertemu satu dengan yang lain.
"Pertama kali tiba, yang saya lakukan adalah mencari masjid dan Muslim," ujar dia yang kini mengajar bahasa Inggris.
Louhabi kala itu hanya bertemu sekitar 80 orang Muslim. Pertemuan itu terjadi di kedutaan besar Pakistan. Kini, banyak hal yang berubah. Louhabi tidak hanya bertemu Muslim Pakistan saja tetapi Muslim dari berbagai negara termasuk Muslim Meksiko sendiri.
Saat ini, Louahabi tengah berkumpul bersama Muslim lainnya di Islamic Center di Anzures, kawasan kalangan atas Meksiko. Di sini, Islamic Center menggelar banyak kegiatan termasuk kunjungan kalangan non-Muslim yang ingin mencari tahu informasi tentang Islam dan Muslim.
"Saya kira ini merupakan hikmah dari apa yang kita alami. Tragedi 9/11. Tragedi itu membuat masyarakat Meksiko mencari tahu apakah Islam dan Muslim benar-benar teroris," kata dia.
Alexander Huttanos, yang telah menjadi Muslim, Ahmed Abbas menilai tragedi 9/11 membuat masyarakat Meksiki mencari informasi tentang Islam dan Muslim di internet dan perpustakaan. "Islam mulai dikenal di Meksiko," ujarnya.
Omar Remy, mualaf lainnya perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu membuat dunia lebih mengenal Islam. "Sangat membantu, karena memungkinkan banyak orang berkomunikasi dan menyelidiki Islam dan Muslim," kata dia.
Pakar Hubungan Internasional, Institur Teknologi Monterrey, Zdane Zeraoul Al-Awad menilai Islam tumbuh pesat lantaran keterbukaan informasi tentang Islam dan Muslim.