REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pos Pengamanan Terminal Bus Pulogadung Inspektur Polisi Satu Aston Edward Sinaga mengimbau calon penumpang bus, baik luar maupun dalam kota, harus mewaspadai tindak kriminal pembiusan di kendaraan.
"Terkait dengan tindak pembiusan, sebelum arus mudik, sudah pernah terjadi beberapa kali seperti ada penumpang dari halte Transjakarta yang linglung ditanya mau ke mana tidak tahu sehingga calon penumpang harus berhati-hati," kata Aston Edward Sinaga di Terminal Pulogadung, Jakarta, Jumat (2/8).
Ia mengimbau penumpang agar jangan mudah percaya kepada orang yang belum dikenal. "Modus yang dilakukan pelaku pembiusan bermacam-macam seperti pemberian makanan atau minuman maupun hipnotis," kata dia.
Meskipun demikian, mulai dari H-7 hingga H-6 jelang Lebaran, polisi yang berjaga di Terminal Pulogadung belum mendapat berita kejadian tindak kriminal. "Sejak H-7 sampai H-6 masih aman-aman saja, masih hijau," kata dia.
Ia mengungkapkan bahwa petugas pengamanan gabungan yang berjaga di terminal setiap harinya berjumlah sekitar 60 personel. Mereka dipimpin oleh tiga Kepala Unit Kecil Lengkap Polri yang berjaga selama 12 jam secara bergantian.
"Nantinya akan ada tambahan dari Brimob sehingga semuanya ada 103 personel, tiga regu untuk tujuh titik pengamanan di sekitar Pulogadung. Jumlah 103 personel tersebut lengkap berdasarkan situasi pemudik, diperkirakan H-3 akan ada 103 personel," ujar dia.
Ia mengatakan bahwa para petugas ditempatkan di tujuh titik Terminal Pulogadung yang dianggap rawan, seperti di gerbang masuk bus, parkir bus berangkat, peron, ruang tunggu, pintu keluar penumpang, dan jalur keluar bus. "Mereka disiagakan selama 20 hari, sejak H-10 hingga H+10 mendatang," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa kesatuan yang akan bertugas terdiri atas Brimob, Samapta, Polres, Polsek, Pospol, Dinas Perhubungan, Pramuka, dan Satpol PP.