Senin 05 Aug 2013 04:35 WIB

Aktivis Yaman Peraih Nobel Perdamaian Ditolak Masuk Mesir

Bendera Mesir
Bendera Mesir

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pihak berwenang di Bandara Internasional Kairo pada Ahad menolak Tawakkul Karman, wanita aktivis peraih Nobel Perdamaian asal Yaman untuk masuk ke negara itu.

"Dia (Tawakkul) dideportasi kembali ke Yaman dengan pesawat yang sama karena alasan keamanan," kata pihak keamanan dalam satu pernyataan.

Peraih Hadiah Nobel Perdamaian pada 2011 itu datang ke Mesir bersama teman wanita aktivis dari Sana'a, Bushraa Hassan, dengan tujuan bergabung dengan pihak anti-kudeta yang kini menduduki Bundaran Rabiah Adawiyah.

Juru Bicara Ikhwanul Muslimin Ahmed Arif mengecam tindakan aparat keamanan Bandara Kairo tersebut dan menganggapnya sebagai sikap tidak terpuji. "Tawakkul dipaksa kembali ke Yaman dengan pesawat yang sama setelah diinterogasi selama lebih dua jam di Bandara Kairo," katanya.

Arif mengungkapkan, Tawakkul baru saja mengetahui saat tiba di Bandaran Kairo bahwa namanya dimasukkan dalam daftar hitam sebagai orang yang dicekal masuk Mesir.

"Inilah bukti kebebasan dikekang oleh penguasa kudeta militer," katanya.

Wanita aktivis berusia 33 tahun itu dikenal sebagai pegiat hak asasi manusia dan berperan besar dalam aksi penentangan rezim di Yaman yang berhasil menumbangkan rezim Presiden Ali Abdullah Saleh pada awal tahun lalu.

Selain aktivis, Tawakkul juga dikenal sebagai wartawati yang pada 2005 mendirikan wadah Wanita Wartawan Tanpa Batas Negara untuk menyuarakan kebebasan pers.

Sementara itu, pendukung presiden terguling terus melancarkan aksi unjuk rasa dan melakukan aksi duduk di Bundaran Rabiah Adawiyah di Kairo timur dan Bundaran Al Nahdhah di Kairo barat serta berbagai provinsi di seantero negara itu untuk menuntut pengembalian keabsahan Presiden Mursi.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement