REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Pengamat Teroris, Mardigu Wowiek Prasantyo, menjelaskan bom yang meledak di Vihara Ekayana, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Ahad (4/8) sekitar pukul 18.50 WIB tidak ditujukan untuk membunuh.
''Tujuan mereka bukan untuk membunuh melainkan menimbulkan ketakutan dan kekacauan,'' kata Wowiek, ketika dihubungi Republika Online, Senin (5/8).
Alasan tidak untuk membunuh karena bom ini memiliki daya ledak yang rendah. Wowiek mengatakan hal itu bisa dilihat dari berat bom tersebut yang hanya 3 kilogram. Normalnya bisa mencapai 20 sampai 60 kilogram.
Wowiek menilai ini bukan tindakan baru. Pelaku sengaja meledakkan bom tersebut di waktu bulan puasa dan jelang lebaran demi menimbulkan 'high impact' yang akan membangun kebencian dan saling curiga antar umat beragama.
Kekacauan dan saling curiga antar umat beragama sehingga menimbulkan kebencian ini sangat diharapkan oleh pelaku. Selanjutnya adalah menyudutkan pemerintah karena tidak becus dalam mendamaikan pertikaian antar umat beragama.
Wowiek mengatakan alur ini sudah bisa dibaca dan memang seperti itulah target pelaku untuk menggoyang pemerintahan melalui pertikaian umat beragama.
''Ini seperti taktik perang kuno,'' katanya. ''Nantinya kalau sudah kacau, mereka akan gulingkan pemerintahan.''