REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Klub Tahanan Palestina mengecam tindakan Israel yang menempatkan seorang tahanan Palestina penderita tuna rungu, Bassam Obeid, di dalam sel isolasi di penjara Israel ‘Rimon’.
Obeid, warga asal kota Arraba di wilayah Jenin, Tepi Barat, Palestina, terisolasi selama 39 hari tanpa komunikasi karena menolak kebijakan pemindahan sewenang-wenang yang dilakukan oleh petugas penjara Israel terhadapnya dan rekannya sesama tahanan.
Sekretaris Klub Tahanan Palestina, Ragheb Abu Diak, mengatakan petugas penjara Israel sengaja membuat pemindahan sewenang-wenang terhadap para tahanan untuk membingungkan mereka dan mengganggu kehidupan mereka.
"Terlepas dari kondisi kesehatan buruk Obeid yang menderita tuna rungu dan sakit parah di bagian kaki kanan, administrasi penjara menolaknya untuk tinggal dengan rekan sesama tahanan," ungkap Abu Diak seperti laporan AlRay yang dikutip Mi'raj News Agency.
Saudara Bassam, Walid Obeid, meminta Komite Palang Merah Internasional menekan petugas penjara Israel untuk mengembalikan Bassam ke penjara biasa. Sehingga, rekannya sesama tahanan akan memberikannya perawatan yang diperlukan.