REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdathul Ulama (PBNU) memprediksi 1 Syawal 1434 Hijriah jatuh pada Kamis 8 Agustus 2013. Prediksi tersebut memungkinkan Umat Islam di Indonesia menutup ibadah puasa Ramadhan pada Rabu (7/8) nanti.
''Prediksi ini sesuai dengan kriteria imkanurrukhyat yang menjadi cara Hisab di NU,'' kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazalie Masroeri saat konfrensi pers di Markas Besar PBNU di Jakarta, Senin (5/8).
Prediksi PBNU kali ini, kata dia, memungkinkan untuk Umat Islam berlebaran berbarengan.Kiai Ghazalie mengatakan, prediksi kali ini adalah keputusan awal pra-sidang istbat di Kementerian Agama.
PBNU tidak akan mendahului Kementerian Agama sebagai otoritas penentu Ramadhan dan Idul Fitri di Bulan Qamariyah tersebut. Akan tetapi sambung dia, NU tetap akan mengikuti sidang Istbat yang nantinya akan di selenggarakan Kementerian Agama tersebut.
Kiai Ghazalie menerangkan, PBNU akan melaporkan hasil studi lapangan untuk menentukan masuknya Bulan Syawal penutup Ramadhan.Laporan tersebut berdasar dari 90 titik strategis lokasi pelaksanaan Rukhyat.
PBNU akan melibatkan 110 pelaksana Rukyat. ''Hisab hanya bersifat prediksi. Tanpa Rukyah (melihat langsung) kita tidak bisa menentukan,'' terang Ghazalie.Prediksi berlebaran PBNU ini memungkin Umat Islam se-Tanah Air merayakan Idul Fitri berbarengan.
Hal ini menjadi istimewa lantaran beberapa tahun belakangan, Umat Islam Indonesia selalu berbeda hari saat berlebaran.Ormas Islam terbesar lainnya, Muhammadiya sudah jauh-jauh hari memutuskan 1 Syawal 1434 Hijriah.
PP Muhammadiyah sudah mengumumkan Idul Fitri jatuh pada Kamis 8 Agustus 2013.