Senin 05 Aug 2013 22:25 WIB

Menag Kutuk Aksi Teror Murahan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Heri Ruslan
Menteri Agama Suryadharma Ali
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri Agama Suryadharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengutuk keras aksi pengeboman di Vihara Ekayana, Ahad (4/8). Dalam kunjungannya mengunjungi Vihara Ekayana paska pengeboman Ahad lalu, Menag mengutuk keras aksi pengeboman tersebut.

Menag bahkan menilai aksi pengeboman itu merupakan aksi teror murahan yang dilakukan pihak tidak bertanggung jawab.

"Ini hanya provokasi, adu domba yg murahan antara umat Islam dan umat Budha," ujar Suryadharma di Vihara Ekayana, Selasa (5/8). Dan ia pun yakin umat Islam dan Budha Indonesia tidak akan terpengaruh aksi teror murahan ini.

 

Terlebih bagi umat Islam yang saat ini sedang menjalankan Ibadah Puasa. Tindakan pelaku teror ini, kata Menag, mencoreng kesucian bulan ramadhan, tapi tidak bisa memprovokasi umat. Karena kedua umat ini -Islam dan Budha- tidak pernah ada konflik kekerasan, keduanya selalu hidup rukun berdampingan dengan damai dan aman. "Oleh karenannya provokasi murahan seperti ini tidak akan memperngaruhi sikap kedua umat ini," tegasnya.

Bagi aparat kepolisian, menag menghimbau agar pelaku dapat dengan segera diungkap. Karena sudah ada bukti CCTV yang terekam dari pihak vihara. dari rekaman CCTV itu, akan memudahkan pihak kepolisian untuk mengungkap lebih cepat.

Kepala Vihara Ekayana, Bhiksu Arya Maitri mengatakan dari rekaman CCTV ada beberapa ciri pelaku yang bisa diusut oleh pihak kepolisian. Dari pantuan CCTV, ujar dia, pelaku adalah seorang pemuda berkacamata menggunakan baju putih. Pada ahad sore sekitar pukul 17.00 WIB pelaku masuk wilayah vihara pelaku memakai tas selempang membawa plastik. Ia kemudian menaruh kantong plastik itu di pintu masuk rak sepatu tempat sembahyang yang kemudian meledak.

"Beberapa umat yang akan sembahyang tidak curiga, karena seakan-akan seperti umat budha, setelah menaruh itu keluar lagi, dan langsung naik motor," jelasnya. Walau terdengar ledakan, tapi awalnya kata dia, umat sangat tenang dan hanya mengira petasan. Dari insiden ini, Arya pun menghimbau kepada seluruh umat Budha, khususnya umat di Vihara Ekayana agar tetap tenang dan dapat menjaga hubungan yang harmonis kepada setiap umat beragama.

"Ibadah akan tetap berjalan. Semua info yang kurang tepat dan hanya membuat perpecahan akan diredam, agar tidak ada permusuhan antar umat beragama," ujar Arya. Ia juga meminta aparat kepolisian khususnya pihak penegak hukum dapat tanggap dan mengungkap motif penyerangan vihara ini. Agar tetap memberi ketengangan umat Budha beribadah di vihara ini.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta, Ahmad Syafii Mufid juga meminta aparat bisa segera mengungkap apa motivasi pelaku melakukan penyerangan ini agar tidak ada lagi upaya adu domba antar umat beragama. "Kita serahkan ke pihak kepolisian. Apakah ini provokasi atau adudomba," ujarnya.

Terkait Rohingya

Terkait adanya pesan selebaran yang mengaitkan tindakan teror tersebut dengan konflik terhadap Muslim Rohingya. Menag Suryadharma Ali mengakui adanya pesan selebaran alasan pengeboman ini yang ditinggalkan pelaku yang bertuliskan 'Bentuk solidaritas atas kekerasan terhadap Muslim Rohingya.'

Akan tetapi menurut Menag  berpesan, solidaritas itu tidak bisa diterima. Menurut dia, solidaritas yang ditunjukkan pelaku dengan menebar teror dan kekerasan seperti itu. "Ini bukan solidaritas, ini teror dan perbuatan yg tidak terpuji. Menyelesaikan masalah dengan melanggar hukum itu sama buruknya dengan orang yg menciptakan kesalahan," imbuhnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement