REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Selama Ramadhan, angka kecelakaan dapur terus meningkat setiap tahun. Peningkatan ini memang dibarengi dengan aktivitas di dapur semakin tinggi.
"Insiden dapur ini mirip dengan kecelakaan lalu lintas di mana para pengendara terburu-buru sampai ke rumah hingga akhirnya terjadi kecelakaan," kata Yasser Shalaby, konsultan pengobatan darurat dan layanan klinis, seperti dikutip arabnews.com, Selasa (6/8).
Shalaby mengungkapkan, insiden di dapur yang dimaksud lebih banyak berupa kasus memotong dengan pisau dan penggunaan oven. Itu sebabnya, ia meminta para ibu agar lebih berhati-hati mengingat risiko bahayanya.
"Sekitar 70 persen orang yang dirawat di rumah sakit selama Ramadhan adalah mereka mengalami kecelakaan dapur. Yang perlu diperhatikan adalah sikap waspada dan penanganan pertama," kata dia.
Noor Kamran, ibu rumah tangga, mengaku memang selalu terburu-buru dalam menyiapkan sajian berbuka. Khususnya ketika menggunakan oven. Tanpa disadari, ia salah menggunakan oven. Akibatnya muncul bau gas dan akhirnya meledak.
Beruntung Noor tidak mengalami luka serius. Karena tengah berada jauh dari oven meski pun tetap terkena percikan api. Sedikit bagian wajah, lengan dan rambutnya pun terbakar.
Shalaby menyarankan agar para ibu membuka jendela dan pintu ketika memasak. Ia juga menyarankan agar tidak memperkenankan anak-anak bermain di dapur.
Awal Ramadhan lalu, juru bicara Direktorat Pertahanan Sipil Kolonel Abdullah Al-Harithi mendesak masyarakat umum untuk mengikuti instruksi tentang bagaimana menangani kecelakaan dapur dan menghindari risikonya. Instruksi-instruksi ini tersedia di laman direktorat.