Rabu 07 Aug 2013 00:00 WIB

Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman

Kisah Kesetiaan dan Teladan Muslim Tatar Polandia

REPUBLIKA.CO.ID, BIALYSTOK--Kulit yang sedikit gelap menjadi ciri khusus keturunan Tatar Turki di Polandia. Bronislaw Talkowski, merupakan satu contohnya.Tak seperti warga Polandia lainnya yang lebih mirip menyerupai orang Slavia, justru Talkowski lebih mirip dengan warga Tatar di Asia Tengah.

Karena kemiripannya ini, ia tergolong Lipka Tatar. Nenek moyangnya pertama kali tiba di Polandia pada enam abad silam. Mereka disebut Lipka karena nenek moyangnya tiba di Kriema, atau Lipka dalam bahasa Lithuania. Di daerah ini, mereka mendapat pelatihan militer dari penguasa Mongol, Jenghis Khan. Kala itu, Jenghis Khan tengah berekspansi ke Eurasia termasuk kekalifahan Abassiyah ketika itu.

Memasuki abad ke-19, mereka mulai mendapatkan status istimewa ketika pesemakmuran Polandia-Lithuania dibentuk. Mereka selanjutnya berasimilasi sehingga jumlah ribuan orang dan kini, mereka tersebar di Lithuania, Polandia dan Belarus. Ketika pecah perang dunia ke-2, mereka menjadi bagian dari unit khusus militer Polandia.

Meski setia membela tanah air Polandia, Muslim Tatar seolah terabaikan. Mereka justru menjadi ancaman, yang merupakan efek dari asimilasi.

Namun, berbeda dengan minoritas lain, Muslim Tatar Polandia terhindari dari sejarah tragis. Di Polandia, komunitas Yahudi menjadi korban genosida. Kini, imigran Muslim asal Timur Tengah dan Cechnya telah memicu kekhawatiran sayap kanan.

Seperti dikutip Radio Free Asia, Selasa (30/7), Tomasz Aleksandrowicz, pimpinan Muslim Tatar Polandia mengatakan posisi Muslim Tatar banyak membantu umat Islam beradaptasi dengan Polandia. Umat Islam tak lagi mengorbankan keimanan mereka guna diterima di Polandia.

Sejauh ini, pemerintah Polandia telah memberikan pendidikan secara gratis. Namun, itu belumlah cukup mengingat masih banyak terjadi kekerasan terhadap Muslim di Polandia. Ini tentunya, membutuhkan program asimilasi yang berkesinambungan. "Dahulu kami butuh berabad-abad lamanya untuk menjadikan Polandia baik bagi kami. Jadi, tidak bisa terjadi semalam saja," kata dia.