Rabu 07 Aug 2013 02:38 WIB

BPOM Awasi Terus Penjualan Makanan Oleh-oleh

Makanan berbahaya  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Makanan berbahaya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARA -- Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta terus melakukan pengawasan terhadap makanan oleh-oleh, khususnya yang dijual di terminal dan stasiun.

"Pengawasan ini untuk memberikan rasa aman bagi para pemudik yang hendak membeli oleh-oleh, agar mereka tidak tertipu membeli makanan yang mengandung zat berbahaya," kata Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM Yogyakarta Dyah Sulistyorini di Yogyakarta, Selasa (6/8).

Pihaknya telah melakukan pemantauan makanan dan minuman pada akhir pekan lalu. "Kami telah memantau di tiap stasiun dan terminal yang ada di sekitar DIY dan juga beberapa tempat distribusi makanan serta oleh-oleh," katanya.

Ia mengatakan untuk di tempat-tempat keramaian para pemudik, seperti terminal dan stasiun, banyak ditemukan makanan mengandung zat kimia Rhodamin B yang diperuntukkan sebagai pewarna tekstil. "Seperti makanan lanting dan kue banyak ditemukan yang mengandung Rhodamin B. Di terminal yang paling dominan banyak minuman kedaluwarsa," katanya.

Dyah mengimbau masyarakat khususnya pemudik untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap makanan oleh-oleh. Makanan yang mengandung Rhodamin B dapat dilihat secara visual dengan dilihat warnanya, apakah mencolok atau tidak. "Jika makanan tersebut dicampur dengan air dan dilihat warnanya akan berpendar," katanya.

Setiap tahun, pihaknya melakukan razia seperti itu. Ia menilai sebagian pedagang belum memiliki kesadaran yang baik terkait makanan dan minuman yang berbahaya untuk kesehatan. "Setiap terminal dan stasiun diambil 20 sampel. Sebelum membeli makanan atau minuman, sebaiknya masyarakat melihat dulu nomor registrasi BPOM RI dan Dinas Kesehatan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement