REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seruan untuk pembebasan tahanan politik termasuk presiden terguling, Muhammad Mursi datang dari dunia internasional.
Menteri Luar Negeri Qatar Khaled al-Attiya meminta pemerintah Mesir membebaskan para pemimpin Ikhwanul Muslimin untuk membantu memecahkan krisis politik.
Al-Attiya merupakan salah satu dari utusan asing yang mencoba memediasi untuk mengakhiri krisis politik di Mesir. Dia beberapa hari di Kairo dan kembali ke Doha pada Rabu (7/8).
Dia mengeluhkan, tidak bisa bertemu semua pihak seperti yang dijanjikan. Mursi, presiden pertama yang terpilih secara demokratis digulingkan pada 3 Juli setelah ada protes besar. Saat ini dia ditahan di lokasi yang tertutup. Sementara, ribuan pendukungnya protes dengan berkemah untuk meminta pembebasan Mursi.
"Harapan saya untuk saudara di Mesir adalah pembebasan tahanan politik secepat mungkin karena itu adalah kunci untuk menyelesaikan krisis," ujar Al-Attiya dikutip AlJazeera.
Qatar merupakan pendukung utama Mesir di bawah Ikhwanul Muslimin. Mereka memberi negara tersebut 7 miliar dolar AS bantuan sebelum Mursi digulingkan. Attiya mengatakan, dia bertemu pemimpin Ikhwanul, Khairat el-Shater yang dipenjara selama 1,5 jam.
Dia juga bertemu dengan wakil presiden sementara Mesir bentukan Militer, Muhammad ElBaradei. Namun, dia tidak bisa bertemu dengan Mursi atau pemimpin militer, Jenderal Abdel Fattah El Sisi.