Rabu 07 Aug 2013 20:53 WIB

Kriminolog: Penembak Aiptu Dwiyatna Orang Terlatih

Rep: Lingga Permesti/ Red: Karta Raharja Ucu
Pistol (Ilustrasi)
Foto: Corbis.com
Pistol (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi kriminolog Universitas Indonesia, Mulyana W Kusumah, penembakan terhadap Aiptu Dwiyatna dilakukan seorang terlatih alias profesional.

Pendapat Mulyana bukan tanpa dasar. Menurutnya ada beberapa hal, pertama keterangan Kapolda Metro Jaya tentang pistol P99 yang digunakan pelaku, jelas memberi arahan bagi pengungkapan lebih fokus terhadap pelaku penembakan. Bila yang digunakan diyakini Walther P99 yang semi otomatik buatan Jerman, maka, kata Mulyana, jelaspemilik dan pengguna jenis pistol tersebut sangat terbatas.

"Di beberapa negara seperti Jerman dan Irlandia, misalnya, digunakan oleh Polisi. Ada juga yang digunakan oleh militer, sebagai side arm," kata Mulayana dalam keterangan resmi, Rabu (7/8).

Kedua, masih kata Mulyana, pelaku penembakan yang memilih menggunakan P99 sebagai senjata berkecepatan tinggi, jelas mempunyai tingkat kemahiran tinggi dan terlatih. Apalagi, katanya, bila dihubungkan dengan luka tembak jitu yang diderita almarhum Aiptu Dwiyatna yakni belakang telinga.

Ketiga, almarhum Aiptu Dwiyatna nampak bukan merupakan korban penembakan insidental atau sasaran acak, melainkan sasaran fokus. "Besar kemungkinan direncanakan, dan korban telah diikuti beberapa waktu sebelumnya," tuturnya.

Keempat, jajaran Polda Metro Jaya diharapkan dapat segera mengungkapkan dan menindak tegas pelaku penembakan ini, guna menjaga kewibawaan Polri di mata masyarakat, juga menegakkan fungsi protektif terhadap anggota Polri yang beroperasi di lapangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement