REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi kriminolog Universitas Indonesia, Mulyana W Kusumah, penembakan terhadap Aiptu Dwiyatna dilakukan seorang terlatih alias profesional.
Pendapat Mulyana bukan tanpa dasar. Menurutnya ada beberapa hal, pertama keterangan Kapolda Metro Jaya tentang pistol P99 yang digunakan pelaku, jelas memberi arahan bagi pengungkapan lebih fokus terhadap pelaku penembakan. Bila yang digunakan diyakini Walther P99 yang semi otomatik buatan Jerman, maka, kata Mulyana, jelaspemilik dan pengguna jenis pistol tersebut sangat terbatas.
"Di beberapa negara seperti Jerman dan Irlandia, misalnya, digunakan oleh Polisi. Ada juga yang digunakan oleh militer, sebagai side arm," kata Mulayana dalam keterangan resmi, Rabu (7/8).
Kedua, masih kata Mulyana, pelaku penembakan yang memilih menggunakan P99 sebagai senjata berkecepatan tinggi, jelas mempunyai tingkat kemahiran tinggi dan terlatih. Apalagi, katanya, bila dihubungkan dengan luka tembak jitu yang diderita almarhum Aiptu Dwiyatna yakni belakang telinga.
Ketiga, almarhum Aiptu Dwiyatna nampak bukan merupakan korban penembakan insidental atau sasaran acak, melainkan sasaran fokus. "Besar kemungkinan direncanakan, dan korban telah diikuti beberapa waktu sebelumnya," tuturnya.
Keempat, jajaran Polda Metro Jaya diharapkan dapat segera mengungkapkan dan menindak tegas pelaku penembakan ini, guna menjaga kewibawaan Polri di mata masyarakat, juga menegakkan fungsi protektif terhadap anggota Polri yang beroperasi di lapangan.