REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kapal perang Jepang, Izumo, langsung mengembuskan angin kekhawatiran di Cina. Kedua negara, Cina dan Jepang, memang sedang terlibat sengketa wilayah di Laut Cina Timur.
Pengamat militer Cina, Li Daguang, menilai dari spesifikasinya Izumo adalah kapal yang mampu melakukan operasi militer. Yang ia maksud sebagai operasi militer itu adalah mengangkut pesawat jet militer.
Sementara Kementerian Pertahanan Jepang mengklaim Izumo hanya sebagai kapal pengangkut helikopter. Dengan panjang 249,9 meter dan seberat 19.500 ton Izumo mampu mengangkut 14 helikopter dan berpindah tempat dengan cepat.
Berdasarkan konstitusi Jepang, yang dibuat pascamenyerahnya negara matahari terbit ini di Perang Dunia II, Jepang memang dilarang memiliki armada ofensif. Ini termasuk jet tempur, kapal induk, dan kapal selam nuklir.
Dari pengamatannya terhadap Izumo, Li yakin kalau kapal itu mampu mengangkut sejumlah besar unit menyerang, termasuk helikopter antikapal selam. Dan senjata besar lainnya. "Dengan demikian, kapal ini bisa dibilang sebagai kapal induk tapi disamarkan," kata Li.
Ia juga mengatakan Izumo akan meningkatkan kapasitas tempur militer Jepang. Dengan peningkatan ini sangat mungkin terjadi perubahan perimbangan kekuatan militer laut Jepang-Cina.
Jepang bisa jadi bereaksi pascalangkah Cina tahun lalu. Pada September 2012, Cina merilis Liaoning, sebuah kapal induk sepanjang 300 meter yang mampu mengangkut 50 jet tempur. Cina membuat kapal induk ini dengan bantuan teknologi militer Rusia.
Namun Li berdalih, Liaoning tidak bisa disamakan dengan Izumo.
Alasannya, Liaoning adalah kapal latihan tempur. "Sedangkan Izumo itu untuk perang beneran," kata dia.