REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, berpendapat bahwa derajat ancaman terhadap Polri di beberapa daerah cenderung meningkat.
"Penembakan anggota Polri Aiptu Dwiyatna oleh orang tak dikenal saat bertugas menunjukkan adanya ancaman terhadap Polri yang semakin meningkat," katanya pesan elektronik yang diterima di Jakarta, Rabu (7/8).
Dia mengharapkan pemerintah mengakhiri toleransi terhadap kelompok-kelompok atau terduga teroris. "Saya juga mencatat bahwa sejak Mei hingga Juli 2013 ini, sudah tiga kali jajaran Polri di daerah mendapat ancaman berupa serangan bom. Pada 13 Mei 2013, pos polisi di Jalan Mitra Batik Kota Tasikmalaya dilempar bom molotov," kata dia.
Belakangan, diketahui tersangka pelempar bom itu adalah anggota kelompok teroris. Tersangka kasus telah tewas ditembak setelah sebelumnya menusuk anggota satuan lalu lintas Polres Tasikmalaya Kota, Aiptu Widartono. Pada awal Juni, pelaku bom bunuh diri menyerang Mapolres Poso di Sulawesi Tengah.
Kemudian pada Sabtu dini hari (20/7) giliran kantor Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya diteror dengan ledakan bom panci. "Saya juga menduga teror ini memiliki keterkaitan dengan peristiwa Mei lalu di Tasikmaya," katanya. Tiga ancaman bom itu, masih menurut Bambang, layak dilihat sebagai sebuah kecenderungan yang mengarah pada serangan terhadap Polri di berbagai lokasi.
Maka dari itu dia mengharapkan seluruh jajaran Polri untuk meningkatkan kewaspadaan. "Jajaran Polri di semua wilayah sebaiknya meningkatkan kewaspadaan serta bertindak tegas dan lugas terhadap anggota kelompok atau para terduga teroris. Kewaspadaan perlu ditingkatkan karena sejak Mei hingga Juli 2013 telah terjadi serangakaian penembakan dan serangan bom dengan target fasilitas milik polisi," katanya.