REPUBLIKA.CO.ID, SUBIC BAY FREEPORT -- Presiden Filipina Benigno S Aquino III mengatakan pemerintah telah mengupayakan beberapa pengejaran para tersangka dalam ledakan yang mengguncang kota selatan Kotabato Senin (5/8) sore.
Salah satunya adalah kemungkinan ada orang-orang yang ingin menggagalkan proses perdamaian antara pemerintah dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok gerilyawan Muslim terbesar di negara itu, kata Aquino dalam penjelasan Selasa (6/8).
"Janganlah kita lupa bahwa ada beberapa sektor yang tidak ingin proses perdamaian kami dilanjutkan," katanya, seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (7/8). Presiden mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan para pejabat keamanan untuk membahas ledakan di Kota Cotabato di mana delapan orang tewas serta ledakan di Cagayan de Oro City pada akhir bulan lalu.
"Seperti dalam kasus lain, saya yakin bahwa kita akan bisa menangkap semua penjahat ini pada waktunya," katanya. Ditanya apakah pemboman baru-baru ini dapat dikaitkan dengan peringatan teror global bahwa Amerika Serikat mengeluarkan peringatan baru, Aquino mengatakan, tidak ada indikator bahwa hal itu ada hubungannya dengan peringatan tersebut.
Sudut lain yang sedang ditinjau adalah menyangkut masalah politik, katanya. Dalam hal ini juga sedang dipertimbangkan apakah Kota Kotabato dinyatakan sebagai kota dalam keadaan darurat atau tidak.