Ngejot, Mengantar Makanan Kepada Tetangga Hindu Saat Idul Fitri

Red: Taufik Rachman

Kamis 08 Aug 2013 18:46 WIB

 Sejumlah tokoh Hindu dan Islam berbaur dalam pawai malam Takbiran dengan iringan gamelan Sejumlah tokoh Hindu dan Islam berbaur dalam pawai malam Takbiran dengan iringan gamelan "Blaganjur" yaitu gamelan khas Bali di Masjid Al Muhajirin, Kepaon, Denpasar, Bali, Rabu (7/8). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Komunitas muslim di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali, melestarikan tradisi mengantar makanan atau "ngejot" kepada tetangganya yang beragama Hindu pada saat Lebaran.

"Kami melestarikan budaya turun-temurun dari nenek moyang," kata H Bisri tokoh komunitas muslim Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kamis.

Tradisi itu biasa dilakukan oleh umat Hindu di Desa Pegayaman pada Hari Raya Galungan, Nyepi, dan Pagerwesi, kepada umat Islam.

Makanan yang diantar pun sudah dalam keadaan siap saji dan kue serta buah-buahan. "Kalau Idul Fitri, giliran umat Islam yang 'ngejot'," katanya.

Berbeda dengan memberikan atau mengantarkan makanan antarsesama umat Islam yang disebut dengan "merohak".

Suasana di Desa Pegayaman tampak kondusif, meskipun dua hari sebelumnya sempat terlibat konflik dengan tetangga desa yang dipicu oleh turnamen sepak bola untuk memperingati HUT -68 RI.

Terpopuler