Jumat 09 Aug 2013 13:27 WIB

Selama Ramadhan, Mualaf di Masjid Lautze Meningkat

Pembacaan syahadat oleh calon mualaf (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pembacaan syahadat oleh calon mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah warga yang berpindah memeluk agama islam atau mualaf, terutama dari etnis Tionghoa, di Masjid Lautze, Jakarta Barat meningkat sepanjang bulan puasa atau Ramadhan tahun ini.

Menurut staf Pembina dan Pengislaman Mualaf Masjid Lautze Ustad Suhaemi, pada Ramadhan kali ini, jumlah warga Tionghoa yang menjadi mualaf di masjid tersebut mencapai 37 orang.

"Jumlah mualaf di Masjid Lautze selama Ramadhan meningkat. Tahun ini, ada sebanyak 37 orang, sedangkan Ramadhan tahun lalu hanya 20 orang," kata Suhaemi di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta Barat, Jumat (9/8).

Suhaemi menuturkan warga Tionghoa yang menjadi mualaf itu bukan hanya berasal dari wilayah Jakarta saja, tetapi juga dari luar ibu kota, yaitu Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).

Selain jumlah mualaf, sambung Suhaemi, jumlah jamaah di Masjid Lautze juga mengalami peningkatan, khususnya saat pelaksanaan shalat Ied yang digelar pada Kamis (8/8)yang dipimpin oleh imam dan khatib Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan Shaberah.

"Tahun lalu, jumlah jamaah yang mengikuti shalat Ied disini hanya sekitar 400 orang, sedangkan tahun ini mencapai lebih dari 500 jamaah dan didominasi oleh warga Tionghoa," ujar Suhaemi.

Dia mengungkapkan sepanjang bulan Ramadhan, Masjid Lautze mengadakan acara buka puasa bersama selama empat kali yang digelar setiap Sabtu.

"Acara buka puasa ini sebetulnya ditujukan bagi para mualaf di Masjid Lautze, baik mualaf baru maupun mualaf yang sudah lama. Jadi, ini seperti momen kumpul-kumpul. Tapi, acara ini juga terbuka untuk umum, siapa saja yang shalat di masjid ini pada waktu Maghrib, kita berikan makanan untuk berbuka puasa," ungkap Suhaemi.

Pihak masjid Lautze, ia melanjutkan, juga memberikan pembinaan khusus kepada mualaf selama Ramadhan, yakni kesempatan untuk menjadi imam dalam shalat tarawih.

"Kita memberikan kesempatan kepada mualaf untuk menjadi imam saat shalat tarawih. Ini merupakan latihan kepemimpinan. Kelak, diharapkan imam tersebut dapat menjadi pemimpin yang baik bagi keluarganya," kata Suhaemi menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement