REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) menewaskan sedikitnya tiga orang di Yaman timur, kata sejumlah pejabat, Jumat (9/8). Ketiga orang itu diduga sebagai anggota Alqaidah.
Serangan itu merupakan yang ketiga dalam waktu 24 jam ketika Washington meningkatkan upayanya menumpas cabang Alqaidah di Yaman setelah peringatan mengenai kemungkinan serangan akhir-akhir ini. Dengan korban terakhir itu, jumlah orang yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS menjadi sedikitnya 28 dalam waktu dua pekan.
Ketiga orang itu sedang bepergian dengan sebuah kendaraan di provinsi Hadramout di sebuah daerah bernama Ghail Bawazeer, 45 kilometer dari ibu kota provinsi, Mukalla, ketika mereka diserang oleh pesawat tanpa awak pada Kamis malam, kata pejabat itu kepada Reuters.
Penduduk melaporkan mendengar ledakan besar dan kemudian melihat mobil itu hancur. Serangan udara itu dilakukan setelah Yaman mengumumkan pada Rabu bahwa mereka telah menggagalkan rencana serangan Alqaidah. Rencana itu adalah untuk menguasai dua terminal utama ekspor minyak dan gas dan sebuah ibu kota provinsi di wilayah timur Yaman.
Peringatan mengenai serangan-serangan telah membuat Washington menutup misi-misinya di Timur Tengah, dan AS serta Inggris mengungsikan staf mereka dari Yaman.
Sebelumnya, Kamis, dua serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sedikitnya delapan terduga militan Alqaidah di provinsi Maarib dan Hadramout. Sedikitnya 28 terduga kelompok itu tewas sejak 28 Juli, ketika serangan pesawat tak berawak menewaskan sedikitnya empat anggota Ansar al-Sharia, kelompok militan lokal yang terkait dengan Alqaidah.
Kelompok itu memperkuat keberadaan mereka di kawasan tersebut, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011. Pemberontakan itu akhirnya melengserkan Presiden Ali Abdullah Saleh.